Adab kepada Al-Qur’an

Artikel ini membahas tentang adab kepada Al-Qur’an. Terdapat lima adab seorang muslim kepada Al-Qur’an yang akan dibahas satu per satu.

Membaca Al-Qur’an adalah amalan yang paling mudah dan membuahkan pahala yang berlimpah. Namun, di balik berlimpahnya pahala dan kemudahan dalam mendapatkannya, ini menjadi sebuah momok bagi beberapa orang yang mengaku beragama Islam tetapi tidak mampu membaca dan memahami kitab sucinya sendiri. Namun, hal ini adalah fakta yang memang ada dan terjadi.

Sebenarnya bagaimanakah adab-adab seorang Muslim kepada Al-Qur’an itu?

Pembaca yang budiman, berikut kami sebutkan beberapa adab-adab seorang Muslim terhadap Al-Qur’an

Meyakini bahwa Al-Qur’an itu Benar dan Tidak Ada Keraguan di Dalamnya

Allah Ta’la berfirman,

‎ذَالِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Artinya:

Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (QS. Al-Baqarah: 2)

Seseorang tidak akan mungkin mau melaksanakan atau menjadikan sesuatu sebagai pedoman sebelum yakin akan kebenaran dan tidak ada keraguan di dalamnya. Setiap Muslim harus yakin dan percaya bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Hal ini karena Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur’an dan Allah sendirilah yang akan menjaganya.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Terjemahan QS. Al-Hijr: 9)

Mampu Membaca Al-Qur’an

Sungguh naif jika ada seseorang yang mengaku Muslim dan mengaku Al-Qur’an adalah pedoman hidupnya tetapi tidak mampu membaca Al-Qur’an. Apakah jadinya jika seseorang tidak mampu membaca kitab pedoman hidupnya? Sudah dapat dipastikan, hidupnya akan terombang-ambing dan orientasi hidupnya tidak jelas untuk apa dan siapa. 

Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah sarat pahala yang paling mudah dilakukan. Rasulullah mengabarkan bagaimana pahala seseorang yang membaca Al-Qur’an.

Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau menuturkan, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang terjemahannya

“Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi)

Bahkan, Al-Qur’an nanti akan datang pada hari kiamat dan memberi syafaat bagi pembacanya. Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang terjemahannya,

“Bacalah Al-Qur’an. Sebab pada hari kiamat ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR Muslim)

Jadi, sangatlah merugi seorang Muslim yang tidak mampu membaca Al-Qur’an. Padahal Allah telah menjamin mudahnya belajar membaca Al-Qur’an

‎وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Artinya:

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qomar: 17)

Mempelajari Al-Qur’an

Setelah kita mampu membaca Al-Qur’an, maka adab kita selanjutnya adalah mempelajari apa yang ada di dalamnya. Belum sempurna jika kita hanya membaca Al-Qur’an tetapi tidak tahu makna yang terkandung didalamnya.

Al-Qur’an masih berisi syariat Islam yang global. Belum ada perincian yang membahas detail dalam masalah tata cara beribadah. Untuk memperjelas syariat yang global tersebut, maka Rasulullah dengan hadis yang beliau sabdakan memperjelas dan memperinci segala hal yang masih terkesan global dalam Al-Qur’an.

Baca juga: Pentingnya Memahami Arti Bacaan Al-Qur’an

Mengamalkan Apa yang Ada di Dalam Al-Qur’an

Setelah meyakini bahwasanya tidak ada keraguan di dalam Al-Qur’an, kemudian mampu membacanya kemudian mempelajari apa yang ada di dalamnya, maka adab selanjutnya adalah mengamalkan apa yang telah kita pelajari.

Pengamalan ilmu adalah sebuah apresiasi yang harus dilakukan seseorang yang telah berilmu. Tidak berguna jika ada orang yang telah mempelajari Al-Qur’an tetapi tak pernah mengamalkannya. Allah Ta’ala berfirman: “Dan sesungguhnya kalau mereka mengamalkan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).” (Terjemahan QS. Al-Nisa: 66)

Berkata Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma: “Barangsiapa yang berusaha mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya, maka Allah akan menunjukkan mereka apa yang belum mereka ketahui.”

Mengajarkan dan Mendakwahkan Apa yang Ada di Dalam Al-Qur’an

Adab yang terakhir adalah mengajarkan dan mendakwahkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Inilah tugas utama setiap Muslim untuk mendakwahkan syariat Islam. Mengajarkan Al-Qur’anul Karim serta menjelaskan (maknanya) kepada manusia adalah termasuk di antara amalan-amalan yang paling utama. Juga, sebaik-baik cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Yang mana, orang yang mengajarkan dan mempelajarinya akan mendapatkan kebaikan Dunia dan Akhirat. Dari Utsman radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” (Terjemahan HR. al-Bukhari)

Bahkan para pengajar Al-Qur’an dan orang yang mengamalkannya adalah termasuk manusia pilihan dari umat ini, sehingga ia menjadi manusia pilihan di antara pilihan, Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ….” (Terjemahan QS. Ali ‘Imran: 110).

Demikianlah artikel tentang adab kepada Al-Qur’an ini. Anda juga dapat membaca artikel lainnya tentang adab dan akhlak.

Home
Donasi
Hitung Zakat
Login