Ilustrasi Amr bin Ash

Amr bin al-Ash adalah salah satu sosok besar dalam sejarah Islam yang memiliki peran penting dalam pembebasan Mesir dan penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Artikel ini akan mengulas perjalanan hidup dan prestasi besar beliau sebagai seorang sahabat Nabi, pemimpin militer, dan gubernur Mesir.

Penerimaan Islam dan Pertemuan dengan Rasulullah

Amr bin al-Ash memeluk Islam pada tahun 8 Hijriah, setelah kegagalan Quraisy dalam perang Ahzab dan beberapa bulan sebelum penaklukkan Kota Mekah. Pada saat itu, ia datang bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah ke Kota Madinah. Ketika tiga sahabat ini menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Rasulullah menyambut mereka dengan penuh kegembiraan, mengatakan, “Mekah telah memberikan putra terbaiknya untuk kalian (umat Islam).”

Amr menceritakan momen ketika ia memeluk Islam. Ia datang kepada Rasulullah dan berkata, “Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda.” Rasulullah menjulurkan tangannya, tetapi Amr menahannya sejenak. Rasulullah bertanya, “Ada apa, wahai Amr?” Amr menjawab, “Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku.” Rasulullah bertanya, “Apa syarat yang kau inginkan?” Amr menjawab, “Agar dosa-dosaku diampuni.” Rasulullah menjelaskan bahwa Islam menghapus dosa-dosa sebelumnya, hijrah menghapus kesalahan masa lalu, dan haji mensucikan dosa-dosa.

Pendidikan di Bawah Bimbingan Rasulullah

Setelah memeluk Islam, Amr bin al-Ash mendapatkan pendidikan yang mendalam dalam ajaran tauhid dari Rasulullah. Rasulullah menyadari bahwa Amr adalah seorang yang istimewa, memiliki keberanian dan bakat-bakat lainnya. Rasulullah mengutus utusan kepadanya dengan pesan, “Bawalah pakaian dan senjatamu, lalu temuilah aku.”

Ketika Amr bertemu dengan Rasulullah, beliau menyampaikan pesan bahwa Amr akan dikirim untuk berperang bersama pasukan. Amr dengan tegas menyatakan bahwa ia masuk Islam bukan untuk mencari harta, melainkan karena cintanya pada agama ini dan keinginannya untuk menjadi salah satu sahabat Rasulullah.

Rasulullah merespons dengan kata-kata yang menggambarkan pentingnya karakter seseorang, “Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh orang yang shaleh.”

Pembebasan Mesir oleh Amr bin al-Ash

Amr memainkan peran penting dalam pembebasan Mesir dari kekuasaan Romawi. Pada masa kepemimpinan Abu Bakar ash-Shiddiq, ia terlibat dalam memerangi orang-orang murtad. Setelah itu, Abu Bakar mengangkatnya sebagai panglima salah satu pasukan yang diberangkatkan menuju wilayah Syam. Ia juga bergabung dengan Khalid bin Walid dalam Perang Yarmuk, yang akhirnya membawa kepada pembebasan wilayah Syam. Kemudian, ia berhasil membebaskan kota-kota seperti Gaza, Yafa, Rafah, dan Nabulus.

Ketika Umar bin Khattab menjadi khalifah, ia mempercayakan Amr bin al-Ash untuk memimpin wilayah Palestina. Kemudian, Umar mengutusnya untuk menghadapi pasukan Romawi di Mesir. Umar sangat menghormati kecerdasan dan kepemimpinan Amr, sehingga Umar memuji ia dengan kata-kata, “Tidak pantas bagi Abu Abdullah (Amr bin al-Ash) berjalan di muka bumi ini kecuali sebagai seorang pemimpin.”

Pada saat yang kritis ini, ketika pasukannya hanya berjumlah 4000 orang dan menghadapi pasukan Romawi yang jauh lebih besar, Umar bin Khattab bahkan memberikan opsi kepada Amr untuk mundur. Namun, dengan keberanian dan kekuatan imannya, Amr memilih untuk melanjutkan perang.

Kepemimpinan di Mesir dan Pembebasan Kota Iskandariyah

Amr bin al-Ash memerintah Mesir dengan bijaksana dan adil. Ia memperlakukan penduduk Mesir dengan baik, sesuai dengan ajaran Rasulullah yang mewasiatkan agar berbuat baik kepada orang-orang Mesir. Selama masa kepemimpinannya, Mesir mengalami kemajuan pembangunan, termasuk perencanaan pembangunan Kota Fustat (sekarang Kairo).

Salah satu pencapaian terbesar Amr adalah pembebasan Kota Iskandariyah dari tangan pasukan Romawi yang berjumlah 50.000 orang. Meskipun pasukannya sangat kalah jumlah, Amr memimpin mereka dengan keberanian. Namun, sebelum pertempuran terjadi, terdapat pergolakan di pihak Romawi, dan pemimpin Romawi yang baru mengutus utusan untuk menawarkan perjanjian damai.

Pembebasan Mesir dan Kepemimpinan Amr di Mesir

Dengan perjanjian damai tersebut, Amr bin al-Ash berhasil membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi. Penduduk Mesir menyambut sukacita kedatangan umat Islam, karena mereka menyaksikan keadilan Islam dan terbebas dari penindasan Romawi.

Selama masa kepemimpinan Amr di Mesir, ia memimpin dengan bijaksana dan mencintai rakyatnya. Ia memperlakukan mereka dengan adil dan penuh hikmah, sehingga mendapatkan dukungan dan cinta dari penduduk Mesir.

Wafatnya Amr bin al-Ash

Amr bin al-Ash wafat pada tahun 43 Hijriah atau sekitar tahun 663 Masehi, saat usianya sudah lebih dari 90 tahun. Selama hidupnya, ia meriwayatkan 39 hadis dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia adalah contoh nyata seorang sahabat yang berjuang dengan keberanian dan keteguhan untuk menyebarkan agama Islam dan memerdekakan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh musuh.

Amr bin al-Ash adalah salah satu pilar penting dalam sejarah Islam, yang membantu memperluas wilayah Islam dan memastikan keadilan serta ajaran Islam disebarkan dengan baik. Semoga Allah meridhai Amr bin al-Ash dan memberikan tempat yang mulia baginya di sisi-Nya.