Artikel ini akan membahas tentang cara menjadi orangtua yang baik menurut Islam.
Tawuran yang kerap terjadi, geng motor yang kian anarkis, narkotika yang makin marak, hamil di luar nikah yang terus meningkat adalah sebagian dari berbagai masalah dan problem yang menimpa anak-anak kita masa kini.
Jika kita menelusuri pokok permasalahan maka akan ditemukan bahwa kesalahan utama terjadi pada orangtua itu sendiri. Banyak orangtua yang beranggapan bahwa tugasnya adalah sekedar memberi makan dan mencukupi kebutuhan anak, namun abai dalam mendidik anak. Padahal di tangan orangtualah generasi itu terbentuk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda:
“Setiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah (suci/islam) maka kedua orangtuanyalah yang menyebabkan dia beragama yahudi, majusi dan nashrani” (HR. Muslim)
Diantara yang harus diperhatikan oleh orangtua dalam mendidik anak adalah teladan yang baik, nasehat yang benar, memberi nafkah yang halal dan doa yang baik. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan kesalehan orangtua itu sendiri.
Teladan yang Baik
Setiap orangtua harus siap menjadi teladan untuk keluarga. Salah satu hal prinsip yang harus diperhatikan para orangtua adalah, teladan yang baik.
Contohnya; kita merintah anak shalat, maka kita harus shalat, kita menyuruh anak mengaji al-Qur’an, tentu kita pun harus membaca al-Qur’an, kita merintah anak supaya sopan kepada orangtua, maka kita harus terlebih dahulu melakukannya, kita meminta anak untuk menutup aurat maka kita pun harus melakukannya, jika tak menginginkan anak merokok maka janganlah merokok dan sebagainya.
Hal itu akan lebih efektif dari pada kita para orangtua hanya sekedar memerintah, menyuruh bahkan dengan marah-marah. Walau hanya dengan sekali perintah, dengan ikhlas dan kasih sayang tapi dibarengi dengan contoh dari orangtua, akan beda hasilnya dengan hanya sekedar menyuruh-nyuruh tanpa contoh yang baik.
Dalam al-Qur’an disebutkan tentang anak yang shaleh, Ismail ‘alaihi salam. Dimana saat masih remaja ia rela dikorbankan oleh Ayahnya, Ibrahim ‘alaihisalam demi melaksanakan perintah Allah Ta’ala. Keberhasilan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti Isma’il ‘alaihissalam adalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang shaleh. Allah Azza wa Jalla menegaskan dalam al-Qur’an:
“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.” (Terjemahan QS. al-Mumtahanah: 4)
Tentu saja pujian Allah Azza wa Jalla untuk Ibrahim ‘alaihissalam didapatkannya setelah ia berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi shaleh, sehinggal layak untuk dijadikan teladan.
Maka awal menjadi orangtua bahkan sebelum menjadi orangtua kita harusnya sudah berusaha untuk belajar dan berusaha menjadi orangtua yang shaleh? Apakah kesibukan kita menshalehkan pribadi kita sudah menyamai kesibukan kita mengurus urusan dunia?
Nasehat yang Benar
Selain memberikan teladan yang baik maka orangtua hendaknya senantiasa memberikan nasehat yang baik kepada anak-anaknya. Jangan karena alasan kasih sayang orangtua enggan untuk memberikan nasehat. Membiarkan anak-anaknya terjatuh dan larut dalam kemunkaran demi kemunkaran. Ini bukanlah kasih sayang. Bukti cinta dan sayang kita yang sesungguhnya kepada anak-anak kita adalah dengan berusaha menyelamatkan mereka dari api neraka sebagaimana firma Allah dalam surah at-Tahrim ayat 6.
Nasehat disampaikan dengan hikmah dan penuh kesabaran. Karena terkadang nasehat itu baru dituruti setelah berulang kali disampaikan. Orangtua tak boleh putus asa dalam menyampaikan nasehat.
Tentu saja nasehat yang benar membutuhkan ilmu yang benar pula.
Memberi Nafkah yang Halal
Orangtua sejak dari awal dituntut memberikan harta yang halal, baik dari zatnya maupun dari cara mendapatkannya untuk diberikan kepada keluarganya. Makanan yang dimakan oleh anak akan mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak. Jika makanannya berasal dari barang yang haram anak akan tumbuh dan berkembang dengan hati yang keras dan susah memahami dan mengamalkan ajaran islam, begitu pula sebaliknya jika anak makanan yang di konsumsi anak berasal dari barang yang halal akan membentuk kepribadian anak yang baik, sehat dan mudah memahami serta mengamalkan ajaran islam dalam kehidupannya sehari-hari.
Setiap orangtua hendaknya takut pada pesan yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tidak akan masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas untuknya.”(HR. al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)
Berdoa untuk Kebaikan Anak
Kemauan untuk memiliki anak yang shaleh juga harus dibarengi dengan doa yang sungguh-sungguh kepada Allah Azza wa Jalla. Dialah Dzat yang memberi hidayah kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Maka kepada-Nyalah pula kita sandarkan usaha-usaha kita sembari meminta yang terbaik kepada-Nya.
Dalam al-Qur’an pun Allah Ta’ala mengajarkan kita untuk berdoa memohon dikarunia keturunan yang shaleh. Sebagaimana doa-doa Nabi Ibrahim ‘alaihi salam:
“Tuhanku, karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh.” (al-Shaffat: 100)
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku. Ya Tuhan kami, kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40)
Hendaknya orangtua banyak berdoa untuk kebaikan anak-anaknya. Bahkan dalam keadaan marah sekalipun orangtua tak boleh mendoakan keburukan buat anak-anaknya.
Ada kisah yang bisa menjadi inspirasi buat para Ayah dan Bunda sekalian. Kisah yang dialami oleh Imam besar Masjidil Haram Syekh Abdurrahman as-Sudais. Siapa sangka, di balik kedudukan ulama yang telah hafal Al-Qur’an pada usia 12 tahun ini ada doa ibunya yang cukup unik.
Sudais kecil dikenal sebagai sosok yang sangat nakal. Karena ulah dan perangainya, ia sering membuat geram ibunya. Tapi, sang ibu tak pernah melontarkan kata-kata buruk. Bahkan, saat memarahi Sudais akibat kenakalannya, ibunya justru melantunkan doa.
Suatu ketika, Sudais sedang bermain pasir di depan rumah. Saat itu, ayah dan ibunya sedang kedatangan tamu penting. Ibunya menyiapkan hidangan kambing untuk disantap sang tamu. Saat masakan telah siap dan dihidangkan, Sudais kecil berulah. Ia dengan polos, menaburi hidangan tersebut dengan pasir. Sontak, kejadian ini membuat ibunya marah. Tapi, sungguh, hanya kata-kata kebaikan yang meluncur dari lisannya. “Pergilah, semoga Allah menjadikanmu imam Masjidil Haram,” kata ibunya.
Dan, benarlah doa orangtua itu mustajab. Sudais kini menjadi imam besar Masjidil Haram!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi (kemakbulannya), yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Abu Daud).
Dari segelintir penjelasan di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan anak yang shaleh maka orangtua terlebih dahulu berusaha menjadi orang yang shaleh. Tiap orangtua dituntut untuk belajar dan terus belajar sembari memperbaiki diri dan keluarga. Semoga Allah membimbing kita pada kebenaran dan mengaruniakan kepada kita anak-anak yang shaleh serta mengumpulkan kita beserta keluarga kita di surga-Nya kelak. Amiin.[*]