Berapakah harga seorang wanita? Jawabannya bisa beragam, tergantung siapa yang ditanya.
Mungkin, akan ada yang menjawab kalau harganya dilihat dari seberapa cantiknya ia, seberapa kayanya ia, atau seberapa tingginya status sosialnya di masyarakat. Semakin cantik, semakin kaya, dan semakin tinggi status sosialnya maka harga seorang wanita juga akan semakin tinggi.
Benarkah demikian? Jika hal ini ditanyakan kepada kaum materialis, kaum yang melihat segalanya dari segi materi maka mereka akan membenarkan hal ini. Tak heran, karena mereka mengukur semuanya dengan materi.
Qadarallah, pandangan seperti ini justru semakin banyak dianut di masyarakat. Mereka menjadikan materi segalanya, bahkan menjadi tolok ukur. Maka berlomba-lombalah orang memperbaiki fisik mereka. Tak peduli dengan cara apa pun, mereka ingin terlihat lebih unggul dan lebih baik dibandingkan orang lain.
Tentu saja, pandangan seperti itu adalah hal yang merusak tatanan hidup dalam masyarakat. Masyarakat hidup dalam kepalsuan demi memuaskan syahwat dunia semata. Banyak norma agama dan norma masyarakat yang dilanggar. Semuanya demi kesenangan semu di dunia yang fana.
Pandangan Islam Tentang Wanita
Di antara stigma negatif yang paling sering dituduhkan musuh-musuh Islam adalah masalah kedudukan wanita. Mereka senantiasa menggaungkan tuduhan palsu bahwa Islam mengekang kebebasan kaum wanita, Islam menjadikan wanita sebagai manusia kelas dua, atau Islam memandang wanita sebagai makhluk yang hina dina dan berlaku aturan yang tidak adil buat mereka.
Tidak hanya itu, potret muslimah pun senantiasa digambarkan seperti wanita terbelakang, tersisihkan, ketinggalan zaman, dan derajatnya berada jauh di bawah kaum laki-laki.
Padahal, kedatangan Islam justru menjadi suluh penerang. Islam telah membawa kaum wanita keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Ya, Islam telah membebaskan kaum wanita dari keterkungkungan masa jahiliyah.
Bukankah sebelum Islam datang, wanita selalu dihina dan dipandang sebelah mata. Bahkan, ada yang mempertanyakan apakah wanita itu manusia atau bukan. Lihatlah bagaimana orang-orang Romawi merasa berhak menjual istri atau anak perempuannya.
Lihat juga bagaimana orang-orang Yunani menganggap wanita laksana benda yang bisa dipermainkan seenaknya. Atau lihatlah orang-orang Arab yang tega mengubur hidup-hidup anak perempuannya sendiri hanya karena malu mempunyai anak perempuan. Hal yang sama juga terjadi di dataran India, Persia, dan sebagainya.
Penggambaran ini telah disebutkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kitab suci Al Quran yang artinya, “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl [16]: 58)
Setelah kedatangan Islam, segala bentuk kezhaliman pun ditentang. Bahkan, Islam juga menjamin bahwa setiap manusia mempunyai hak yang sama, termasuk hak kaum wanita. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab suci Al Quran, yang artinya,:
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Terjemahan QS. An Nisa [4]: 19)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan dan berwasiat kepada umatnya agar senantiasa berbuat baik dengan memuliakan serta menghargai kaum wanita.
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim)
Demikianlah, Islam telah mengangkat derajat dan mengembalikan hak-hak kaum wanita. Islam telah memberi kedudukan mulia bagi kaum wanita. Bahkan, wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam beribadah dan mendapatkan pahala.
Sebagai seorang anak perempuan, ia harus dijaga oleh kedua orang tuanya, sebagai seorang saudara perempuan, ia berhak mendapatkan perlindungan dari saudara laki-lakinya. Sebagai seorang istri, ia harus diberi nafkah dan perlindungan dari suaminya. Dan, sebagai seorang ibu, ia berhak mendapatkan penghormatan yang tinggi dari anak-anaknya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, yang artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (Terjemahan QS. An Nisâ [4]: 124)
Wahai Muslimah, Inilah Hargamu!
Berlian merupakan salah satu jenis batu permata yang terbaik dan termahal di dunia. Karena itulah, batu permata ini akan dijaga, disimpan, dan dirawat dengan sangat baik dan istimewa oleh pemiliknya. Batu permata ini juga akan ditaruh di tempat yang istimewa agar tidak sembarang orang bisa melihat dan menyentuhnya.
Kurang lebih begitulah kedudukan seorang wanita dalam Islam, sangat mulia, dihormati, dan dijaga. Karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian menetapkan hukum-hukum syariat khusus bagi kaum wanita agar kemuliaannya senantiasa terjaga.
Hukum yang menjelaskan hak dan kewajiban wanita dalam Islam. Hukum-hukum syariat tersebut berbeda dengan kaum laki-laki disebabkan adanya beberapa perbedaan kondisi antara laki-laki dan perempuan. Sungguh, Allah Maha Tahu akan segala sesuatunya.
“Bukankah Allah yang menciptakan (alam semesta beserta isinya) maha mengetahui (segala sesuatu)? Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Mulk [67]:14)
Dengan semua keutamaan tersebut, sudah sepatutnya seorang muslimah bangga dengan nikmat Islam yang tidak diberikan kepada semua orang. Dengan memegang teguh dan istiqomah menjalankan semua perintah syariat, serta menjauhi semua larangan-Nya, tak pelak lagi, ia akan menjadi muslimah yang tak terhingga harganya.
Tak seorang pun dapat membelinya karena Allah dan Rasul-Nya telah menjanjikan surga untuknya kelak. Lalu, apakah ada yang bisa menandingi harga seorang wanita yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya tersebut?
“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka (orang-orang yang beriman) bergembira, kurnia Allah dan Rahmat-Nya itu lebih baik dari apa (kemewahan duniawi) yang dikumpulkan (oleh manusia). (Terjemahan QS: Yûnus [10]:58)
Akhir kata, cukuplah ucapan dari Khalifah Umar bin Khattab sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Mustadrak. Ucapan yang harus menjadi pegangan kita untuk senantiasa bersyukur dan bangga dengan nikmat Islam yang telah dianugerahkan-Nya.
“Dulunya kita adalah kaum yang paling hina, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan kita dengan agama Islam. Maka, kalau kita mencari kemuliaan dengan selain agama Islam ini, pasti Allah Subhanahu wata’ala akan menjadikan kita hina dan rendah”.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk bisa selalu menjaga diri dan kehormatan selama hidup di dunia.
Semoga Allah senantiasa meneguhkan hati kita agar dapat terus istiqomah menapaki jalan-Nya. Dan, semoga Allah menjadikan kita, muslimah-muslimah sholehah yang tak ternilai harganya. Aamiin.
Demikianlah artikel tentang harga seorang wanita. Anda juga dapat membaca artikel lainnya tentang muslimah.