Hikmah Larangan Makan dan Minum Berdiri

Di era yang serba praktis ini, makan dan minum tidak lagi menjadi aktivitas yang spesial. Hal ini ditunjukkan semakin banyaknya orang yang makan dan minum berdiri. Bahkan dengan dalih modern, banyak orang yang menyelenggarakan pesta dengan agenda makan dan minum berdiri atau yang dikenal dengan istilah Standing Party. 

Kenyataan ini tentu saja sangat memprihatinkan karena banyak penelitiaan yang membuktikan bahwa makan dan minum berdiri dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. 

Yang menarik, jauh sebelum pembuktian para ahli tetang masalah ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah melarang ummatnya makan dan minum berdiri. Adapun dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah pernah minum berdiri, maka itu bukan kebiasaan beliau. Hal itu beliau lakukan karena ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci.

Dari Qotadah dari Anas, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang minum berdiri. Qotadah lantas bertanya kepada Anas, “Bagaimana dengan makan sambil berdiri?” “Itu lebih jelek dan lebih kotor” kata Anas. (HR. Muslim no. 2024).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah kalian minum berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135).

Tentu saja, larangan makan dan minum berdiri ini memiliki banyak hikmah, diantaranya sebagai berikut: 

Posisi Duduk Dapat Mengaktifkan Sfringer 

Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang berfungsi sebagai penyaring di dalam ginjal. Sfringer ini dapat terbuka-tertutup dan berfungsi dengan baik pada  posisi duduk. Nah, Jika kita minum berdiri, air yang kita minum tidak disaring lagi, tetapi langsung menuju kandung kemih.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pengendapan di saluran ureter karena banyak limbah-limbah yang tersisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. 

Posisi Duduk Membuat Sistem Pencernaan Siap Menerima Makanan dan Minuman

Menurut Dr. Ibrahim Al-Rawi, pada saat berdiri, manusia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf bekerja keras agar mampu mempertahankan semua otot pada tubuh, sehingga dapat berdiri dengan stabil dan sempurna.

Kondisi ini melibatkan semua susunan saraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting untuk makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana saraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minuman.

Makan dan Minum Berdiri dapat “Menyiksa” Usus dan Lambung

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan duduk lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan. Begitu pula makan berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin”

Selain itu, makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Semoga bermanfaat []

Oleh: Muhammad Ayyub M., S.KM