Jangan dulu mengaku pernah ke Makassar jika belum menyeruput hangatnya Sarabba! Minuman  yang menghangatkan lagi berkhasiat mengembalikan stamina yang loyo.

Pembaca, sekilas minuman khas Makassar ini memang mirip dengan wedang jahe yang terkenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ataupun bandrek dan bajigur, minuman khas Sunda di Jawa Barat.

Sarabba adalah minuman khas Makassar yang terbuat dari campuran jahe, kuning telur, gula aren, santan dan merica bubuk. Racikan minuman-minuman berbahan dasar jahe yang disebutkan di atas, memang berkhasiat menghangatkan tubuh, mengeluarkan angin dari tubuh saat masuk angin, dan paling asik sebagai teman gorengan saat begadang. Nonton bola? Tentunya akan lebih afdhol jika sempat shalat lail.

Zanjabil!

Bahan utama sarabba, wedang Jahe, bandrek ataupun bajigur sama, yakni jahe! Tapi, tahukah Anda, pembaca yang budiman, jahe adalah tumbuhan/tanaman yang namanya disebut-sebut Al-Quran dan juga digunakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pengobatan!?

Tak hanya sebutannya yang mirip dengan istilah minum dalam bahasa Arab, Syaraban! Bahan baku Sarabba, yakni jahe yang mengandung minyak atsiri dan oleoresin ini sesungguhnya memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, kesehatan dan obat-obatan.

Secara umum, jahe dikenal mengandung banyak manfaat, sebagai minuman, bumbu masak dan bahan obat. Sebab jahe telah terbukti memiliki efek antimikrob (membunuh bakteri), antifungal (melawan jamur), antioksidan, antiimflamasi (melwan peradangan), dan imu nomo dulator (meningkatkan kekebalan), analgesic (menghilangkan rasa nyeri), dan memiliki efek perlindungan terhadap saluran pencernaan.

Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. Pereda rasa sakit yang alami adalah manfaat lain dari jahe dan mengkonsumsi jahe dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren.

Namun yang lebih menarik, jahe adalah tumbuhan/tanaman yang namanya disebut-sebut Al-Quran dan juga digunakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai pengobatan. Sementara Allah Subhanahu Wata’ala memujinya dalam salah satu surat yang bunyinya sebagai berikut;

“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.“ (QS: Al Insan (76 ) : 17 )

Para ulama  berpendapat bahwa yang dimaksud di dalam ayat ini adalah minuman surga yang di campur zanjabil (jahe).

Dalam Tafsir NuruL Qur’an oleh Sayyid Kalam Faqih, beliau mengutip dari perkataan Ibnu Abbas bahwa: “Kenikmatan- kenikmatan yang telah disebutkan Allah dalam al Qur’an adalah yang namanya kita kenal. Misalnya, Dia menyebutkan “minuman segar di campur zanjabil”, zanjabil adalah nama untuk jahe, yaitu tanaman akar-akaran yang aromanya sangat disukai oleh orang Arab (Faqih, 2006 : 52).

Namun tentu saja kenikmatan jahe yang ada di dunia ini tak bisa disandingkan dengan nikmatnya jahe yang ada di surga, yang tentu jauh lebih nikmat. Kenikmatan surga sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “…kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia…” (HR. Bukhari Muslim).[]

Sumber : Majalah Sedekah Plus Edisi 17

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *