KADO UNTUK PEJUANG BUTA AKSARA AL-QUR’AN DI HARI KEMERDEKAAN RI⁣
Sanusi Insani, kakek asal Jakarta ini mendedikasikan hidupnya sebagai guru ngaji di Desa Petapa kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong.⁣
Sanusi hijrah ke Parigi sejak 40 tahun yang lalu. Awalnya, kakek kelahiran Bandung, 10 Oktober 1960 ini bekerja menghidupi keluarganya dengan memanfaatkan tanah kebun warga sekitar yang dipercayakan kepadanya untuk dikelola. ⁣
Seiring berjalannya waktu, tanpa ada pekerjaan yang jelas akhirnya pada tahun 2005, Sanusi pria yang akrab disapa Mas oleh warga sekitar ini akhirnya membuka taman pengajian untuk anak-anak dirumah tempat tinggalnya. Hebatnya kakek Sanusi tidak memungut biaya sepeserpun untuk anak-anak yang belajar ngaji ditempatnya. ⁣
“Saya mah ngajar ngaji ikhlas, tidak perlu bayar. Yang penting mereka bisa baca Qur’an. Bahkan selain anak-anak, ada juga orang tua yang datang belajar ngaji disini. Saya pesannya, yang penting serius saja mau belajar” tutur Sanusi kepada LAZNAS WIZ saat berkunjung ketempat tinggalnya.⁣
Kini kakek Sanusi hanya tinggal sendiri numpang hidup di rumah warga yang kebetulan tidak berpenghuni, semenjak istrinya wafat beberapa tahun yang lalu. Kebutuhan hidupnya hanya berharap belas kasihan dari warga sekitar.⁣
Di momen kemerdekaan RI yang ke-75, LAZNAS WIZ memberikan hadiah seperangkat baju muslim titipan dari donatur, beserta sembako dan uang santunan sebagai penghargaan kepada kakek Insani yang telah mendedikasikan hidupnya berjuang memberantas buta aksara Al-Qur’an bagi warga yang ada dikampungnya.⁣
“Kami berkomitmen akan terus memberikan santunan kepada kakek Insani setiap bulannya, atas upayanya mengajarkan Al-Qur’an kepada warga sekitar. Dan selain kakek Insani ini, kami juga membagikan sembako untuk dhu’afa yang lain, yang secara finansial mereka belum merdeka” ungkap Sudirman Ketua WIZ Parigi. [] ⁣

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *