Sebagian dari kita hobi menyimak kajian yang membahas soal perbedaan pendapat, atau khilafiyah. Sayangnya, ia tidak berusaha menyimak juga bagaimana menyikapi khilafiyah. Ini berbahaya. Sebab, mengetahui perbedaan pendapat tanpa memerhatikan bagaimana pola kajian para ulama kita dan bagaimana seharusnya kita bersikap
.
Cukup sering kita jumpai dua kelompok akun saling mencaci di sosial media. Gara-garanya sepele saja. Seperti atau memuji ustaz yang satu, sementara yang lain dihinakan. Bahkan mirisnya, yang bilang hanyalah penuntut ilmu yang tidak sama sekali paham bahasa arab dan dasar-dasar Islam lainnya
.
Perbedaan pendapat di kalangan ulama adalah hal biasa. Tapi ia menjadi masalah di tangan orang awam seperti kita. Gara-gara ikutan mendiskusikan dan menjadikannya amunisi untuk mencela. Padahal, mestinya cukup mengambil pendapat yang kita yakini kuat, lalu mengamalkannya. Tak perlu banyak kata.
.
Syaikh Utsaimin RahimahuLlah berpesan: “Damai itu baik. Maka wajib atasmu, Saudaraku muslim, jika Engkau melihat dua orang saling cekcok, saling marah, saling bermusuhan, hendaknya Engkau mendamaikan keduanya, supaya Engkau mendapatkan kebaikan yang berlimpah. Hendaknya Engkau lakukan itu karena mengharap ridha Allah dan demi mendamaikan hamba-Nya.”
.
Berbeda itu hal yang sering terjadi. Normal saja, yang jadi masalah sekaligus berbahaya jika kita tak bisa menghargai pandangan orang lain meski dalil yang ditawarkan sahih semuanya, wallahu a’lam. []