Oleh: Faisal Mursila, M.Pd.I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Di setiap pergantian musim, baik musim penghujan maupun kemarau, kita sering kali disibukkan dengan upaya menghadapi dampak fenomena alam.
Di musim kemarau, kita dituntut mampu memenuhi kebutuhan air yang kurang tersedia hingga tiba musim hujan. Sedangkan di musim hujan, curah hujan yang berlebih harus mampu dikendalikan agar tidak membawa dampak buruk kepada keselamatan jiwa kita.
Seluruh tatanan alam dan siklus semesta sudah jelas bagi kita. Semuanya telah berjalan dan berlangsung karena adanya Sang Pencipta yang Maha Mengaturnya. Pergantian waktu siang dan malam hingga pergantian musim, semua terjadi atas izinnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura: 28)
Demikian pula kalamnya:
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. (QS. Ar-Ra’du: 12)
Tanda-tanda alam sejatinya adalah isyarat Ilahiyah dari waktu ke waktu untuk mengembalikan eksistensi kehambaan kita kepada Allah yang tergerus oleh rutinitas kehidupan.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman, mengingatkan kita semua:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاء مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al Baqarah: 164)
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat: 39)
Allah Ta’ala juga berfirman,
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Fushilat: 53)
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Tajamnya pengamatan terhadap alam semesta yang terbingkai iman akan mengantar kepada dzikir dan kedalaman iman itu sendiri.
Bahkan menyatu pada tasbih semesta dan ketundukan alam raya kepada Allah Jalla Jalaluh.
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Bertasbih (mensucikan) Allah segala apa yang di langit dan Bumi dan Dia adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Hadid: 1).
Peristiwa ini mengantar kita pada suatu keadaan jiwa yang sadar dengan sesungguhnya bahwa kita dengan berbagai pencapaian ilmu pengetahuan, ternyata tidak berdaya apa-apa di hadapan ke Maha Kuasaan Allah Tabaraka Wa Ta’ala.
Allahu Akbar!
Bahwa kita dengan segala kemajuan teknologi ternyata hanya bagai sebutir pasir pada padang sahara alam raya ciptaanNya, atau bagai setetes air dalam lautan ilmuNya yang tiada berbatas. Subhanallah.
Kaum Muslimin – Rahimakumullah
Al Khauf atau rasa takut, sesungguhnya adalah rasa yang membuat seorang hamba dapat mengendalikan diri dalam kehidupan ini.
Dengannya manusia sadar bahwa setiap saat jika Allah menghendaki keadaan yang stabil dapat berubah menjadi prahara, langit yang terang bisa menjadi gelap gulita, bumi yang tenang bisa tiba- tiba bergoncang bahkan terbalik dan terbelah … semuanya tunduk kepada kehendak dan pengaturan Allah Rabbul Izzati.
Betapa pandir dan naifnya seorang manusia yang tiada berdaya di hadapan kekuasaan Allah jika ia pongah ingin mengatur hamba-hamba Allah dengan aturan-aturan yang bertentangan dengan hukum dan aturan Allah yang telah diturunkannya justru untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia dalam kehidupan ini.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ
حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al Maidah :50)
Betapa tidak tahu dirinya manusia, saat semua fasilitas hidup telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, justru kemudian ia gunakan untuk bermaksiat dan bangga dengan dosa- dosanya.
Astaghfirullah
Dunia ini pasti berakhir, kehidupan ini pasti akan berujung pada penghabisan …
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاء أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاء فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالأَنْعَامُ حَتَّىَ إِذَا أَخَذَتِ الأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS. Yunus: 24)
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالاً سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاء فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al A’rof: 57)
Semua kita pasti akan mencicipi yang bernama Al MAUT, kematian ….kemudian akhirnya kita akan berdiri di hadapan pengadilan Allah mempertanggung jawabkan semuanya.
Segalanya akan sirna …
Rupa yang cantik dan rupawan akan lepuh termakan usia dan akan lebur bersama tanah.
Harta yang melimpah bisa habis dan sirna dalam sesaat dan yang pasti ia tak akan setia menemani kita di alam kubur.
Jabatan, popularitas, relasi dan semua kemewahan dunia, semuanya sementara takkan ada yang kekal dan abadi.
Jika demikian halnya dan nurani kita menyadari hal ini, lalu mengapa kita mengejar semua itu tanpa henti?!
Lalu mengapa kita dibuat berlari liar oleh obsesi- obsesi fatamorgana ini?!
Mari kita renungkan hadits dari Dari Ibnu ‘Umar, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَمْ يَمْنَعْ قَوْمٌ زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ , وَلَوْلا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا.
“Jika suatu kaum enggan mengeluarkan zakat dari harta-harta mereka, maka mereka akan dicegah dari mendapatkan hujan dari langit. Sekiranya bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tidak diberi hujan.” (Shahih Al Jami)
Dan dari Buraidah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَضَ قَوْمٌ العَهْدَ قَطٌّ إِلاَّ كَانَ القَتْلُ بَيْنَهُمْ وَمَا ظَهَرَتْ فَاحِشَةً فِي قَوْمٍ قَطٌّ إِلاَّ سَلَّطَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِمْ المَوْتَ وَلاَ مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِلاَّ حَبَسَ اللهُ عَنْهُمْ القَطْرَ
“Tidaklah suatu kaum mengingkari janji mereka melainkan akan ada pembunuhan di tengah-tengah mereka. Tidaklah tampak perbuatan keji di tengah-tengah suatu kaum melainkan Allah akan kuasakan kematian pada mereka. Dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat melainkan Allah akan menahan hujan untuk mereka.” (Ash Shahihah)
Asy Syaukani menjelaskan faedah hadits yang serupa dengan hadits tadi bahwa:
- Enggan menunaikan zakat menjadi sebab tidak diturunkannya hujan dari langit.
- Jika hujan itu diturunkan padahal maksiat merajalela, maka itu hanya karena rahmat Allah Ta’ala pada binatang ternak. (Nailul Authar)
Maka ingatlah akan Allah, ingatlah akan nikmat ketaatan yang dijanjikan olehnya.
Allah ta’ala berfirman:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’ (tunduk) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” [QS. Al-Hadiid : 16].
Ya,,, sungguh telah tiba saatnya hati ini ini ditundukkan, dielus dan dikendalikan untuk taat kepada Allah. Dimerdekakan dari gelitik syahwat yang menyengsarakan. Dituntun untuk berjalan dalam cahaya terang syariatNya.
Sungguh kehidupan yang tertata dengan aturan Ilahi adalah kehidupan yang indah dan bahagia.
Syariat ini diturunkan semata untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia, bukan untuk menyulitkan dan menyengsarakan.
Alangkah indahnya pertobatan itu, saat dahi ditundukkan dalam sujud- sujud yang khusyu’.
Alangkah indahnya saat- saat tangan menengadah dalam munajat- munajat penuh harap.
Alangkah indahnya saat tangan-tangan dermawan berbagi rezki Allah pada sesama, anda takkan bisa membahasakan bahagiamu saat senyum merekah dari mereka yang selama ini menangis kelaparan saat anda berbagi sesuap nasi pada mereka.
Alangkah indahnya persaudaraan dalam ketaatan, saat berjalan seiring dalam derap dakwah mengajak hamba- hambah Allah ke rumah- rumah Allah, seakan bercengkrama hendak masuk ke pintu- pintu Syurga.
Alangkah indahnya ketaatan, alangkah indahnya ketaqwaan, alangkah indahnya hidup dalam bimbinganNya, dalam hidayahNya
Selama hayat masih dikandung badan, jangan terlambat untuk kembali kepadaNya.
Karena Dia, Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang itu telah menyiapkan kebahagian, kemenangan yang sejati di balik rukuk dan sujudmu kepadaNya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudhah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. (QS. Al-Hajj : 77)
أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم من كل ذنب إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
.وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ و سلم و بارك عَلَى نبينا و سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و من سار على نهجه الى يوم الدين
أَيـُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أَمَّا بعد
Sungguh suatu keniscayaan dan keharusan untuk selalu kembali saat kaki telah terlalu jauh melangkah menjauh dari shiratil Mustaqim.
Sekarang saatnya, saat Allah menegur kita dengan kekuasaannya.
Sekarang saatnya untuk kembali, untuk memperbaharui pertaubatan kita.
Sebelum semuanya gelap dan tak ada terang lagi, sebelum mata terpejam dan tak bisa terbuka lagi.
Ya Allah yang Maha Penyayang,
Sayangilah kami, rahmati kami yang penuh dosa ini
Ampuni kami yang datang dengan kesalahan yang menggunung, yang bertaburan bagai pasir di pantai
Wahai Rabb Yang Maha Pengampun
Tak sanggup kami menengadah dalam kemurkaanMu
Tak sanggup kami menanggung amarahMu
Sungguh tak sanggup kami berjalan tanpa petunjukMu
Ampuni kami Ya Allah
Runtuhkan bukit – bukit dosa kami yang tinggi menjulang, ratakan dengan ampunanMu yang tiada dapat tetolak bagi hamba yang Engkau Rahmati
Wahai Rabb yang Maha Menatap
Pandanglah kami dengan pandangan Rahmat dan kasih sayangMu
Basuh jiwa kami dengan sejuknya ayat-ayatMu
Bersihkanlah dada kami dari semua kesyirikan, kekufuran dan kefasikan
Bimbing hati kami untuk selalu takut padaMu dan berharap tiada henti akan belas kasihMu
Sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, anak – anak dan keturunan kami. Satukan kami di dunia dalam indahnya ketaatan dan padukan kami dalam nikmat abadi dalam SyurgaMu.
Ya Allah, bagikan kebahagiaan bagi saudara kami yang teraniaya, tolonglah mereka, dan berikan kemenangan sejati atas mereka
ربنا ءاتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّاتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَن لَا يَرْحَمُنَا
Demikian khutbah jumat singkat ini. Untuk kumpulan khutbah jumat singkat lainnya, dapat dibaca di sini. Semoga bermanfaat!