Ilustrasi libatkan Allah dalam segala urusan

Pernahkah Anda merasa persoalan hidup begitu berat? Atau ada hajat yang tak kunjung tercapai meskipun sudah bekerja keras? Sudah kah Anda libatkan Allah dalam segala urusan Anda?.

Sebuah pesan berharga dari al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa segala persoalan dalam hidup ini sesungguhnya tidak untuk menguji kekuatan kepribadian kita, tetapi menguji seberapa besar kesungguhan kita dalam meminta pertolongan Allah.

Betapa kecilnya kita di hadapan Allah, bahkan di hadapan berbagai persoalan yang kita hadapi.

Saat menghadapi persoalan, sebagian manusia kadang mengandalkan diri sendiri, merasa kuat untuk menghadapinya tanpa bantuan apapun. Bahwa keadaannya tak berubah kecuali ia sendiri yang berusaha untuk mengubahnya. Alasan tersebut di satu sisi benarnya adanya, namun tak menganggap adanya keterlibatan Allah dalam penyelesaian persoalan adalah salah besar.

Sebagai orang beriman kita pasti yakini bahwa tak ada yang terjadi di muka bumi ini kecuali dengan izin Allah, termasuk setiap persoalan yang menimpa kita. Termasuk hasil usaha kita dan hasilnya tentu saja tak lepas dari camput tangan Allah Ta’ala.

Di saat sudah yakin bahwa usaha yang akan kita lakukan itu sudah diatur oleh Allah, dan kita tidak akan mendapat musibah jika tidak dapat izin Allah, mengapa kita masih me-nomordua-kan Allah di dalam kehidupan kita?

Mengapa ibadah-ibadah yang kita lakukan adalah urusan yang kesekian dalam agenda kita. Mengapa kita luput dari meminta kepada Allah jalan keluar dari persoalan yang kita hadapi.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَبِي العَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ كُنْتُ: خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً فَقَالَ لِي: (( يَا غُلاَمُ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باِللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ )) رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ: (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ ))، وَفِي رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ: (( اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَم يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً )).

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.’” (HR. Tirmidzi).

Lantas, mengapa kita tak mengandalkan Allah? Bahkan sering lupa menyebut nama Allah setiap akan melakukan sesuatu.

Jangan sampai kita termasuk orang yang sombong, yang tak mau memohon pertolongan kepada Allah. Memang nasib kita tidak akan berubah jika kita hanya berdoa dan shalat saja di atas sajadah, kita butuh ikhtiar, namun tahukah Anda siapa yang mengizinkan kita agar bisa berikhtiar? Allah juga lah yang mengizinkan.

Kita hanya bisa berikhtiar semampu kita. Allah tidak membebani hamba-Nya dengan sesuatu di luar batas kemampuan hamba-Nya. Jadi sudah sepantasnya kita serahkan segalanya kepada Allah untuk diselesaikan, kita hanya sebagai pelaksana saja.

Jadi, ini bukan soal seberapa kuatnya kita, tapi seberapa dekat kita kepada Allah, seberapa sungguh kita melibatkan Allah dalam urusan-urusan kita? Ini juga bukan soal berhasil tidaknya usaha kita, tapi bagaimana agar usaha kita menjadi berkah dan bernilai ibadah.

Demikianlah artikel tentang libatkan Allah dalam segala urusan ini. Anda juga dapat membaca artikel lainnya tentang motivasi di sini. Semoga bermanfaat!

Sahabat inspirasi ingin berinfak dengan mudah dan cepat? Yuk kunjungi kotakinfak.id dari Wahdah Inspirasi Zakat! Dengan berbagai chanel pembayaran bank dan ewallet, infak 2.000 rupiah pun bisa. Dengan berinfak, maka harta kita pun akan semakin berkah dan bermanfaat bagi sesama. Mari semarakkan #BersamaMenebarManfaat melalui kotakinfak.id!

Tinggalkan Balasan