Peran Istri Dibalik Kesuksesan Suami

LAZISWahdah.com – Pernahkah Anda terpikir ketika melihat seseorang laki-laki yang sudah berkeluarga sukses dikarenakan dukungan siapa? Apakah karena hanya memiliki kecerdasan dan ketrampilan saja? Atau karena sudah memiliki bakat turunan dari orangtua yang memang sukses tujuh turunan? Atau karena ada koneksi dari orang-orang sukses semata? Atau karena kecerdikannya dalam melobi setiap kesuksesan sehingga kesuksesan itu menghampirinya?

Banyak persepsi yang berkembang di masyarakat modern saat ini, bahwa kesuksesan seseorang bergantung hanya pada kemampuan atau kapabilitas orang tersebut. Seperti kesuksesan seorang suami hanya bergantung pada kesigapan dan keterampilan suami di dalam menyiasati kepentingan pekerjaannya.
Allah telah berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 31:

نَّحْنُ    نَرْزُقُهُمْ    وَإِيَّاكُمْ

‘…Kami-lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada mu…’

Dalam ayat ini jelas dikatakan bahwa sesungguhnya peran masing-masing hanyalah sebagai pelaksana harian, dimana kehendak serta penentuan berada ditangan Allah semata. Sehingga tidak ada hak bagi masing-masing untuk mengklaim sebagai penentu bagi keberpihakan serta kebutuhan masing-masing. Suami Istri merupakan tim yang seharusnya berlaku kompak dan sudah semestinya mereka bersinergi dalam menjalani segala aspek dalam kehidupan ini.

Seorang suami dapat dikatakan sukses jika ia telah memenuhi tiga anasir berikut ini :

  1. Jika telah mampu melakukan fungsinya sebagai kepala rumah tangga, yaitu sebagai pemimpin dalam rumah tangga.
  2. Bila suami berhasil membimbing istri mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
  3. Mampu mengantarkan anak keturunannya menjalankan fungsi kehidupan mereka di muka bumi ini, sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh Allah.

Seorang istri dapat dikatakan sukses jika:

  1. Berhasil menjadi fungsi kontrol bagi suami untuk tetap berada di jalur-Nya.
  2. Melahirkan dan membina generasi sesudahnya sesuai dengan aturan maupun petunjuk Allah.
  3. Berhasil mengendalikan fungsi dirinya dan meluruskan gerak langkahnya demi menjaga sunatullah yang telah ditetapkan.

وَلَا    تَتَمَنَّوْا۟    مَا    فَضَّلَ    اللّٰـهُ    بِهِۦ    بَعْضَكُمْ    عَلَىٰ    بَعْضٍ    ۚ    لِّلرِّجَالِ    نَصِيبٌ    مِّمَّا    اكْتَسَبُوا۟    ۖ    وَلِلنِّسَآءِ    نَصِيبٌ    مِّمَّا    اكْتَسَبْنَ    ۚ    وَسْـَٔلُوا۟    اللّٰـهَ    مِن    فَضْلِهِۦٓ    ۗ    إِنَّ    اللّٰـهَ    كَانَ    بِكُلِّ    شَىْءٍ    عَلِيمًا

 “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.(karena) bagi orang laki2 ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS.An-Nisa: 32)

Dengan menyadari fungsi masing-masing diharapkan muncul kerjasama yang positif, dimana hasilnya akan mereka nikmati secara bersama-sama, juga terwariskan kepada generasi berikutnya.

Istri sebagai motivator

Seharusnya seorang istri memberi motivasi yang besar bagi terlaksananya kesuksesan suami. Istri menjadi penyejuk hati seorang suami di kala suami sedang dirundung masalah. Coba saja ketika suami-suami Anda pulang mencari nafkah buat menghidupi keluarga. Mereka terlihat lelah, lesu raut muka terlihat kusam apalagi kalau di pekerjaanya ada masalah. Apa yang harus kita lakukan  sebagai seorang istri saat melihat suami dalam kondisi tersebut? Banyak yang kita bisa lakukan untuk mengobati rasa lelah lesu dan lain-lain yang sedang dirasakan oleh suami anda. Saya percaya bahwa anda bisa mengatasi masalah tersebut. Para istri dan calon istri tidak ada salahnya kita suguhkan secangkir kopi atau apa sajalah minuman yang mereka suka dan ciptakan suasana yang tenang dan nyaman. Berikanlah waktu untuk suami anda berdiam sejenak mungkin mereka sedang menenangkan hati, pikiran atau merelaksasikan tubuhnya, baru beberapa menit kemudian kita tanya apa yang terjadi pada hari ini. Kita bisa menanyakan bagaimana pekerjaannya hari ini. Apa ada masalah atau tidak?

Tidak ada salahnya sambil menanyakan hal tersebut kita lakukan pijitan ringan di pundaknya. Itu akan memberi hal positif walaupun tindakan kita tidak seberapa tapi perhatian kita sangat berpengaruh besar bagi mereka.

Begitulah peran seorang istri yang terus memberikan support positip kepada suaminya, menikmati setiap ujian dan cobaan yang dialami sang suami dan memberikan solusi-solusi terbaik dalam perjalanan perjuangan kehidupannya. Tidak menciptakan kelompok suami-suami takut istri, atau menjadikan suami-suami yang menyeleweng, atau menjadikan dirinya bayang-bayang bagi suaminya dalam berperan di tugasnya sehingga para anggota atau pegawai lebih takut pada istri atasannya ketimbang atasannya sendiri. Ada pepatah mengatakan bila ingin menguasai suami, jadilah budaknya. Tapi pepatah ini sifatnya netral, bila untuk keburukan hasilnyapun keburukan, dan bila untuk kebaikan maka hasilnyapun kebaikan.

Doa sang Istri

Apabila seorang suami meninggalkan rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah bagi keluarganya, maka untuk kebutuhan itu pasti dicukupkan oleh Allah. Artinya setiap langkah suami yang disertai do’a istrinya akan menjadikan rezeki yang didapatkan oleh suami menjadi lebih ‘berkah’. Peran do’a istri adalah ketentuan rezeki (istri dan anak-anak) yang Allah titipkan melalui usaha suami akan memudahkan bagi suami untuk mendapatkannya dan menjadi berkah.

Wahai para istri-istri marilah kita berdo’a pada Allah ketika suami berangkat bekerja, setelah selesai urusan rumah tangga, pada waktu dhuha, ambillah air wudhu, bentangkan sajadah dan shalatlah, angkat kedua tangan kecil kita dan mulai berdo’a :

“Ya Allah ya Rabbi, Engkau adalah Dzat Yang Maha Memberi, maka berikanlah kepada suamiku kelapangan atas rezekinya. Jika letaknya masih jauh, maka dekatkanlah yang Rabb, jika masih berada di atas langit, maka segeralah turunkan untuknya. Dan jika masih tertahan di dasar bumi, sungguh hanya Engkau yang Maha Mampu untuk segera mengeluarkannya untuk suamiku. Hanya kepada Engkau kami memohon rezeki. Hanya Engkau yang Maha Memberi rezeki tanpa mengharap imbalan. Karena keagungan-Mu meliputi alam semesta dan isinya.

Duhai Allah kami bersaksi bahwa tiada Illah selain Engkau, tiada berhak kami menyembah selain kepada Engkau dan tiada pernah kami menyembah selain Engkau, kami hanya meminta kepada Engkau, maka kabulkanlah permintaanku ini, ya Rabb. Dan aku percaya hanya Engkaulah sebaik-baik pemberi dan zat yang maha menerima keluhan serta permohonan hambamu, amin”

Seorang istri memiliki kesempatan berpartisipasi dalam setiap hembusan nafasnya. Banyak pihak yang telah menbuktikan betapa dasyatnya do’a yang mengalir dari sanubari istri yang ditujukan untuk suami dan anak-anaknya. Seorang Napoleon Bonaparte harus mengakui secara jantan atas peran istrinya dalam meraih kesuksesan dirinya. Jauh sebelum itu peranan Sayyidah Khadijah Radhiyallahu ‘Anha sebagai istri nabi sepanjang masa terukir jelas dalam sejarah kenabian. Oleh sebab itu, manfaatkanlah kelebihan yang kalian miliki ini, wahai para istri. Sebab, para suami sangat membutuhkan do’a kalian, demi kesuksesan tugas mereka dalam menjalankan amanah Allah sebagai kepala rumah tangga.

Tentu saja masih banyak peran istri yang belum kita sebutkan di sini. Namun mudah-mudahan tulisan singkat ini memberikan pencerahan bahwa suami istri masing-masing memiliki peran yang tidak bisa diabaikan. Maka kesuksesan yang diraih oleh sang suami tiada lain adalah kesuksesan sang istri sebab “di balik kesuksesan suami ada istri di dalamnya”. []

2 Balas ke “Peran Istri dibalik Kesuksesan Suami”

Tinggalkan Balasan