LAZISWahdah.org – Kehidupan seorang manusia akan berakhir pada kematian, dan setelah itu dia akan dibangkitkan di hari kiamat. Pada hari itu harta dan anak keturunannya tidak akan dapat memberinya manfaat. Yang bisa dia lakukan hanyalah melihat seberapa banyak kebaikan yang telah dia lakukan dan seberapa banyak dosa dan kejahatan yang dia lakukan.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan amalan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” (Terjemahan QS. Al-Zalzalah: 6-8)

Di antara kebaikan yang akan bermanfaat bagi seorang manusia kelak di akhirat adalah sedekah yang dia berikan ketika dia hidup di dunia. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Dan barang-barang baik yang engkau semua nafkahkan itu adalah untuk dirimu sendiri dan engkau semua tidak menafkahkannya melainkan karena mengharapkan keridhaan Allah, juga barang-barang baik yang engkau semua nafkahkan itu, niscaya akan dibalas kepadamu dan tidaklah engkau semua dianiaya.” (Terjemahan QS. al-Baqarah: 272)

 

Sedekah adalah bukti keimanan

Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata “shodaqa” yang terdiri dari tiga huruf: Shod- dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur.

Salah satu bukti keimanan seorang muslim adalah sedekah. Ini ditunjukkan dalam hadits dari sahabat Al Harits bin Ashim Al Asy’ari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan ‘Alhamdulillah’ akan memenuhi timbangan, ‘subhanallah walhamdulillah’ akan memenuhi ruangan langit dan bumi, shalat adalah cahaya, dan sedekah itu merupakan bukti.” (HR. Muslim)

Kenapa sedekah disebut sebagai bukti keimanan? Hal ini karena harta adalah perkara yang dicintai oleh jiwa kita. Berat bagi diri kita untuk melepaskannya. Sehingga ketika seseorang merelakan hartanya tersebut di jalan Allah, maka ini adalah bukti yang menunjukkan kecintaannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Maka kita lihat sendiri, semakin tinggi keimanan seseorang, semakin banyak pula dia bersedekah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling tinggi keimanannya. Beliau tidak pernah tanggung-tanggung dalam bersedekah. Pernah beliau menyedekahkan kambing beliau. Apakah satu ekor, atau dua ekor saja? Tidak. Beliau bersedekah dengan satu lembah kambing.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkisah,

Seorang lelaki datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Maka Nabi pun memberikannya kambing yang berjumlah satu lembah. Orang tersebut lalu kembali kepada kaumnya dan berkata, “Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian! Sesungguhnya Muhammad telah memberikan suatu pemberian, dia tidaklah khawatir akan miskin”. Orang itu masuk Islam karena menginginkan dunia namun begitu dia masuk Islam, Islam itu lebih dicintai dari dunia dan seisinya. (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga dikelilingi oleh sahabat beliau yang dermawan. Sangat masyhur bagi kita dimana Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menyedekahkan seluruh hartanya untuk perjuangan di jalan Allah, begitupun Umar bin Khattab dengan seperdua hartanya, juga Utsman bin Affan yang selalu hadir tatkala kaum muslimin pada saat itu membutuhkan pendanaan, Ali bin Abu Thalib meski dikenal hidup dalam keterbatasan namun dalam banyak kisahnya kita mengenalnya sebagai orang yang mengutamakan kebutuhan orang lain. Dan secara umum begitulah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita tidak mengenal seorang pun dari mereka radhiyallahu jami’an kecuali mereka memiliki keutamaan suka bersedekah meski dalam kekurangan. Mereka takkan ragu untuk mengorbankan hartanya demi meraih kemuliaan di sisi Allah Ta’ala.

Dalam banyak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan anjuran dan keutamaan sedekah sebagai motivasi bagi ummatnya untuk bersedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan pada diri seseorang sifat pemaaf, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seorang itu merendahkan diri karena Allah, melainkan ia akan diangkat pula derajatnya oleh Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

Harta yang dia sedekah akan diganti oleh Allah Ta’ala, sebaliknya bila dia menahan sedekah maka Allah akan tahan pula curahan nikmat-Nya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tiada seharipun yang sekalian hamba memulai paginya pada hari itu, melainkan ada dua malaikat yang turun. Seorang di antara keduanya itu berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menafkahkan itu akan gantinya,’ sedang yang lainnya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan itu kerusakan pada hartanya.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Asma’ binti Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jangan engkau menyimpan apa-apa yang ada di tanganmu, sebab kalau demikian maka Allah akan menyimpan terhadap dirimu (rezeki akan ditahan oleh Allah –pent.) Dalam riwayat lain disebutkan, “Nafkahkanlah, atau berikanlah atau sebarkanlah dan jangan engkau menghitung-hitungnya, sebab kalau demikian maka Allah akan menghitung-hitung juga karunia yang akan diberikan padamu. Jangan pula engkau menahan (menunda-nunda) sedekahmu, sebab kalau demikian maka Allah akan mencegah pemberian-Nya padamu.” (Muttafaq ‘alaih)

Demikian sedikit pembahasan tentang sedekah sebagai pembukti iman. Dan terakhir, marilah kita semua senantiasa mengingat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Takutlah kalian dari api neraka, walaupun hanya dengan (bersedekah) potongan kurma.” (Muttafaq ‘alaih)

Semoga Allah Ta’ala menjadikan diri kita gemar bersedekah dan menjadikan sedekah kita sebagai benteng kita dari azab-Nya yang pedih kelak di akhirat.

Wallahu Ta’ala A’lam.[]

Referensi: Syarah Riyadhis Shalihin, asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin

One Thought on “Sedekah Itu Pembukti Iman”

  • MasyaAllah……
    Artikel ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan kita, khususnya orang-orang yang terlalu mencintai hartanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *