LAZISWahdah.com – Herawati, seorang nenek berusia setengah abad lebih ini, bertugas untuk membuka masjid di dekat rumahnya saat subuh hari. Ketika ditanya, apakah tidak takut subuh-subuh sendirian keluar untuk membuka masjid, katanya “tidak, apa yang ditakutkan?”.
Pernah ia ketiduran sehingga membuat ia tidak shalat fardhu di masjid, sehingga ia menangis sejadi-jadinya. Ia merasa sangat rugi jika tidak ke masjid mengerjakan shalat fardhu.
Karena tidak bisa lagi bekerja Bu Herawati hidup dari bantuan orang lain. Nenek janda ini pun harus menghidupi 4 cucunya yang yatim. Seringkali ada dermawan yang memberikan dia bantuan di masjid. Katanya ada saja rezeki yang ia dapatkan ketika ke masjid.
Cucunya yg tertua, Yudi, baru saja tamat di SMK. Tapi, ia belum bisa mengambil ijazahnya karena masih ada tunggakan SPPnya 3 bulan yang belum ia bayar. Ia ingin sekali mengambil ijazahnya untuk mencari pekerjaan, tapi neneknya belum punya uang untuk itu. “Mauka cari kerja supaya bisaka nafkahi mamaku dan adek-adekku” jelas pria yang memanggil neneknya ini dengan sebutan “mama”.
Alhamdulillah, melalui program Beasiswa Pendidikan LAZIS Wahdah Yudi mendapat bantuan untuk membayar SPPnya yang tertunggak dan sudah bisa mengambil ijazahnya.
“Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan kalian apalagi di bulan Ramadhan ini” doa ibu Hera untuk semua donatur LAZIS Wahdah.[]