Terdapat sejumlah sunnah di hari Idul Adha yang berharga untuk diikuti. Salah satunya adalah tradisi mandi, sebuah amalan yang diriwayatkan oleh Ali radhiallahu’anhu. Tidak hanya itu, juga disarankan untuk memakai pakaian terbaik, sebagaimana dicontohkan oleh Ibnu Umar.

Seiring dengan itu, ada anjuran untuk tidak makan sebelum shalat Id, mengikuti tuntunan Nabi yang menunjukkan keutamaan tersebut. Di samping itu, kita diajak untuk mengambil jalan berbeda saat pergi shalat Id, mengikuti contoh Nabi yang senantiasa memberikan teladan dalam segala hal.

Dalam semangat memahami sunnah ini, beberapa ulama menyarankan untuk segera melaksanakan shalat Idul Adha, mengutamakan kesiapan dalam merayakan momen berharga ini.

Mandi

Sunnah di hari Idul Adha yang pertama adalah mandi. Dalil dari sunnah ini adalah:

أن رجلا سأل عليا ، رضي الله عنه ، عن الغسل ، فقال : غتسل كل يوم إن شئت ، قال : لا بل الغسل, قال اغتسل كل يوم جمعة ، ويوم الفطر ، ويوم النحر ، ويوم عرفة

“Seorang lelaki bertanya kepada Ali radhiallahu’anhu tentang mandi, ia menjawab: ‘Mandilah setiap hari jika engkau mau’. Lelaki tadi berkata: ‘bukan itu, tapi mandi yang benar-benar mandi’. Ali menjawab: ‘Mandi di hari Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha dan hari Arafah’” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Al Irwa 1/177)

Memakai Pakaian yang Terbaik

Sunnah di hari Idul Adha selanjutnya adalah memakai pakaian yang terbaik. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Nafi’:

أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَلْبَسُ فِي الْعِيدَيْنِ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ

“Ibnu Umar biasa mengenakan bajunya yang terbaik pada Idul Fitri dan Idul Adha” (HR. Al Baihaqi 6143, dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 2/510)

Tidak Makan Hingga Kembali dari Shalat Id

Sunnah selanjutnya adalah tidak makan hingga kembali dari shalat Id. Dalilnya adalah hadits Buraidah:

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلم لا يخرجُ يومَ الفطرِ حتَّى يَطعَم ، ويومَ النحرِ لا يأكل حتَّى يرجعَ فيأكلَ من نَسِيكتِهِ

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari shalat, lalu makan dengan daging sembelihannya” (HR. Muslim 1308)

Mengambil Jalan yang Berbeda Ketika Pergi Shalat Id

Sunnah berikutnya adalah mengambil jalan yang berbeda ketika pergi shalat Id. Dalilnya adalah hadits Jabir:

كان النبي – صلى الله عليه وسلم – إذا كان يوم عيدٍ خالَفَ الطريقَ

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya ketika hari Id mengambil jalan yang berbeda antara pulang dan pergi” (HR. Bukhari 986)

Sebagian ulama menganjurkan untuk menyegerakan pelaksanaan shalat Idul Adha, dengan kata lain jika dimulai lebih pagi itu lebih baik. Diriwayatkan secara mursal bahwa:

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam mengirim surat kepada Amr bin Hazm ketika ia di Najran agar ia menyegerakan shalat Idul Adha dan mengakhirkan shalat Idul Fitri dan mengingatkan manusia”(HR. Al Baihaqi 3/282). Pada Idul Fitri tujuannya untuk melonggarkan waktu pembayaran zakat fitri, sedangkan pada Idul Adha untuk menyegerakan penyembelihan sehingga waktunya lebih luas (Mulakhash Fiqhi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *