Ilustrasi adab berdoa

Merasa doa yang anda panjatkan tidak diijabah? Jangan-jangan selama ini tidak sesuai dengan adab bedoa sebagaimana tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Artikel ini akan membahas delapan adab berdoa lengkap dengan dalil-dalilnya. Baca selengkapnya!

Ada banyak manfaat yang akan didapatkan seorang muslim apabila ia senantiasa memanjatkan doa kepada Allah yang Maha Kuasa. Karena doa merupakan sebuah bentuk pengakuan diri akan kelemahan dan ketidakberdayaan diri.

Allah Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk senantiasa berdoa kepada-Nya karena setiap doa apapun yang kita dipanjatkan pasti akan diikabulkan, cepat atau lambat, di dunia atau di akhirat. Oleh karenanya, kita berdoa dengan memperhatikan adab-adabnya sebagaimana tuntunan Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berikut kami sebutkan beberapa diantara adab berdoa:

Membuka Doa dengan Pujian dan Shalawat kepada Nabi

Adab berdoa yang pertama adalah membuka doa dengan pujian kepada Allah Ta’ala dan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berdasarkan Hadits Fadhalah bin ‘Ubad Radhiyallahu Anhu, ia berkata:

“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang itu kemudian melaksanakan shalat dan berdoa: ‘Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan berikanlah rahmat-Mu kepadaku.’ Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang tengah berdoa. Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau duduk berdoa, maka (terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah.’ Kemudian datang orang lain, setelah melakukan shalat dia berdoa dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian dan bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, ‘Wahai orang yang tengah berdoa, berdoalah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan doamu.’” (HR. At-Tirmidzi, dengan sanad yang Shahih).

Berbaik Sangka kepada Allah

Adab berikutnya adalah berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan engkau merasa yakin akan dikabulkannya do’a.” (HR. At-Tirmidzi, dengan sanad yang Hasan).

Maksud hadits ini adalah kita harus merasa yakin dan percaya bahwa Allah dengan kemurahanNya dan karuniaNya yang agung tidak akan mengecewakan seseorang yang berdo’a kepada-Nya, apabila dipanjatkan dengan penuh pengharapan dan ikhlas yang sebenar-benarnya. Hal ini disebabkan apabila seseorang yang berdo’a tidak percaya dan yakin akan terkabulnya do’a yang ia panjatkan, maka tidaklah mungkin ia memanjatkan do’anya dengan bersungguh-sungguh.

Mengakui Dosa-Dosa yang Diperbuat

Adab ini berdasarkan hadis Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, ia berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sesungguhnya Allah kagum kepada hamba-Nya apabila ia berkata: 

لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ إِنِّيْ قَدْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ،

‘Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah dosa-dosaku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau.’ Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengetahui bahwa baginya ada Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum.’” (HR. Al-Hakim, dengan sanad yang Shahih).

Bersungguh-Sungguh Dalam Berdoa

Adab berdoa ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:

“Apabila salah seorang di antara kalian berdoa maka hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam permohonannya kepada Allah dan janganlah ia berkata, ‘Ya Allah, apabila Engkau sudi, maka kabulkanlah doaku ini,’ karena sesungguhnya tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Al-Bukhari).

Mengulangi Doa Sebanyak Tiga Kali

Berdoa dengan mengulanginya sebanyak tiga kali adalah salah satu adab berdoa sebagaimana hadis riwayat Muslim yang panjang dari Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata,

“Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya, beliau mengeraskan suaranya, kemudian mendoakan kejelekan bagi mereka dan apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, beliau ulang sebanyak tiga kali dan apabila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon, diulanginya sebanyak tiga kali kemudian beliau berdoa: ‘Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy, Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy, Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy.’” (HR. Al-Bukhari).

Berdoa Dengan Lafazh yang Singkat dan Padat

Adab selanjutnya adalah berdo’a dengan lafazh yang singkat dan padat namun maknanya luas, yaitu dengan perkataan ringkas dan bermanfaat yang menunjukkan pada makna yang luas dengan lafazh yang pendek dan sampai kepada maksud yang diminta dengan menggunakan susunan kata yang paling sederhana, sebagaimana keterangan yang terdapat dalam Sunan Abu Daud dan Musnad Imam Ahmad dari ‘Aisyah bahwasanya ia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai berdoa dengan doa-doa yang singkat dan padat namun maknanya luas dan tidak berdoa dengan yang selain itu.” (HR. Abu Daud, dengan sanad yang Shahih).

Salah satu contoh dari doa ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Farwah bin Naufal, ia berkata: “Aku bertanya kepada ‘Aisyah tentang do’a yang senantiasa dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengucapkan do’a:

‎اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَشَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku kerjakan dan dari keburukan yang belum aku kerjakan.” (HR. Muslim).

Hendaknya Memulai dengan Mendo’akan Diri Sendiri

Adab berdoa selanjutnya adalah memulai dengan mendoakan diri sendiri jika hendak mendoakan orang lain.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‎رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ

“…Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami…” [Al-Hasyr/59: 10]

Firman-Nya yang lain:

‎قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِأَخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ

“Musa berdo’a: ‘Ya Rabbku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau…’” [Al-A’raaf/7: 151]

Firman-Nya yang lain:

‎رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

“Ya Rabb-ku, berikanlah ampun kepadaku dan kedua ayah ibuku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari Kiamat).” [Ibrahim/14: 41]

Dari Ibnu ‘Abbas dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ingat kepada seseorang, maka beliau mendo’akannya dan sebelumnya beliau mendahulukan berdoa untuk dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari).

Namun terkadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan orang lain tanpa mendoakan dirinya sendiri sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kisah Hajar:

“Semoga Allah memberikan rahmat kepada Ibu Nabi Isma’il, seandainya beliau membiarkan air Zamzam (mengalir bebas) niscaya ia menjadi mata air yang terus mengalir.” (HR. Ahmad, dengan sanad yang Shahih).

Berdoa di Waktu yang Mustajab

Memilih berdoa di waktu yang mustajab (waktu yang dikabulkan), di antaranya adalah:

  • Pada waktu sepertiga malam
  • Di antara adzan dan iqamah
  • Ketika sujud
  • Ketika adzan
  • Ketika sedang berkecamuk peperangan
  • Setelah waktu ‘Ashar pada hari Jum’at
  • Ketika hari ‘Arafah
  • Ketika turun hujan
  • Ketika 10 hari terakhir bulan Ramadhan (Lailatul Qadar).

Demikianlah beberapa diantara adab dalam berdoa sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, semoga dengan mengamalkannya doa kita mustajab dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Anda juga dapat membaca artikel tentang adab dan akhlak lainnya di sini. Semoga bermanfaat!