Jika kukumu panjang, potonglah kukumu, bukan jarimu. Jika terjadi perdebatan, potonglah egonya bukan hubungannya
Ini sebenarnya kaidah yang harusnya kita terapkan ke pasangan halal kita. Bagaimana menata hati saat terjadi kemelut. Bagaimana menata jiwa, saat emosi meletup-letup
Memang, dalam berumah tangga, ujian itu akan selalu datang. Meski pun demikian, Allah Ta’ala sangat menganjurkan untuk kita agar selalu bersabar dan diantara kita harus ada yang mengalah
Api tidak akan padam jika terus ditambah minyak atau kayu kering. Masalah, tak akan pernah usai, jika kita masih menambah-nambah kemelut saat berdebat dengan pasangan
Harusnya, kita usaikan. Harusnya kita minta maaf, harusnya diantara keduanya ada yang mengalah duluan
Jika keduanya masih mendahulukan egonya masing-masing, maka mustahil perdebatan dalam berumah tangga itu akan mereda
Ingat, saat ijab kabul kita pernah berjanji untuk saling menjaga. Saling percaya dan saling melindungi. Tidakkah kita ingat itu semua
Kita bilang, akan menerima apapun kekurangan pasangan kita. Kita berjanji, akan menerima cerewetnya, malasnya, kekurang baikannya, dan semuanya
Lantas, jika masih mendahulukan ego masing-masing, mau jadi apa rumah tangga kita ke depan. Semoga Allah menjaga rumah tangga kita agar menjadi lebih baik
Bukan hanya sakinah, tapi mawadah dan rahmah akan selalu kita rasakan bersama pasangan kita, insyaallah
“Wanita tidak akan mampu lurus selamanya. Jika kamu merelakannya meski ada kebengkokan itu, kamu akan bahagia bersamanya. Tetapi jika kamu memaksa meluruskan kebengkokannya, kamu akan membuatnya patah, yaitu perceraian.” (H.R. Muslim).