LAZISWahdah.com – 15 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2003 silam, pria dengan tubuh kekar, khas perawakan orang-orang Papua, merantau ke tanah Makassar dialah tang biasa dipanggil ustadz Abu Ukasyah. Sebelumnya, dia sebetulnya sangat berkeinginan untuk menjadi polisi setelah tamat di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hanya saja sang ibu tidak rela jika anaknya menjadi polisi. Hingga akhirnya, ketika kampungnya didatangi oleh seorang ustadz dari Makassar. Dari ustadz itulah dia mendapati kabar bahwa di Makassar sana berdiri sebuah kampus yang mempunyai kredebilitas unggul dalam mewujudkan pribadi cerdas dan berakhlak mulia, STIBA Makassar.
Berawal dari rasa penasarannya, dia kemudian nekad datang ke Makassar dan mendaftar di kampus tersebut. Pada saat pengumuman, ternyata benar, beliau lulus dan berhak belajar bersama ratusan mahasiswa lainnya yang berasal dari seluruh penjuru nusantara. Selama belajar, perasaan bosan dan ingin cepat keluar selalu saja menyelimuti hari-harinya.
“Saya merasa minder bertemu dengan mereka yang berkulit putih dan berambut lurus. Modal saya masuk ke kampus STIBA Makassar hanya modal nekad. Saya tidak punya kemampuan bahasa yang baik dan bekal agama yang mumpuni. Semuanya hanya modal nekad.” Kenangnya saat ditemui di rumahnya, Agats Kabupaten Asmat, Sabtu (10/2)
Tahun 2006 beliau kembali ke tanah kelahirannya Marauke. Di sana beliau berdakwah dengan modal ilmu yang didapatkannya dari Makassar. Masuk ke pedalaman-pedalaman Papua untuk mendakwahkan Islam dengan menggunakan perahu tradisional atau speedboat yang disewanya. Beragam macam metode digunakannya mulai dari ruqyah syar’iyyah, penanaman akhlak yang mulia, contoh yang baik bagi masyarakat bahkan dengan mengajarkan mereka menggunakan sabun sekalipun.
Meski sering mendapat teror dan ancaman karena aktivitas dakwahnya, namun ia tak bergeming, ia selalu teringat pesan ustadz Jahada Mangka, dosen beliau saat di STIBA, jalan dakwah memang bukanlah jalan yang enak dan penuh kesenangan. “Walau begitu saya akan tetap berusaha tetap istiqomah di dalamnya.” pungkasnya.
Hingga kini, beliau sudah pernah memberangkatkan sekitar 94 anak papua untuk belajar ke Jawa dan Sulawesi. Tujuannya agar anak-anak Papua mengenyam pendidikan yang layak dan pulang ke kampung halamannya untuk membangun Papua.
Dukung terus Program Dakwah LAZIS Wahdah, donasi Anda bisa disalurkan melalui Bank Syariah Mandiri (451) nomor rekening : 497 900 9009 a.n LAZIS Wahdah Sedekah dan konfirmasi transfer ke 085315900900. Semoga harta yang kita belanjakan di jalan Dakwah akan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita kelak di akhirat. aamin.[]