LAZISWahdah.com – Kisah Imam Al Syafi’i berdialog dengan penganut ilmu kalam (filsafat) berikut ini, layak menjadi perhatian bagi kita. Bahwa kebanyakan mereka terlalu memberatkan diri pada perkara-perkara yang tidak ada wujud dan habisnya, namun lalai dengan ilmu-ilmu syariat dasar yang bermanfaat baginya di dunia dan akhirat.

Dialog Imam Asy SyaifiiAl Hafidz Al Dzahabi menceritakan:

جاء رجل من أهل الكلام إلى الشافعي وهو في مصر، فسأله عن مسألة من الكلام، فقال له الشافعي: “أتدري أين أنت؟ قال الرَّجل: نعم. قال: هذا الموضع الذي أغرق الله فيه فرعون، أبلغك أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم أمر بالسُّؤال عن ذلك؟ قال: لا. قال: هل تكلَّم فيه الصَّحابة؟ قال: لا. قال: هل تدري كم نجمًا في السَّماء؟ قال: لا. قال: فكوكب منها، تعرف جنسه، طلوعه، أفوله، ممَّ خُلق؟ قال: لا. قال: فشيء تراه بعينك من الخَلْق لست تعرفه، تتكلم في علم خالقه؟! ثم سأله الشافعي عن مسألة من الوضوء فأخطأ فيها، ففرَّعها على أربعة أوجه، فلم يُصِب في شيء من ذلك، فقال له: شيء تحتاج إليه في اليوم خمس مرات تدع علمه، وتتكلف علم الخالق؟ إذا هجس في ضميرك ذلك فارجع إلى الله، وإلى قوله تعالى: {وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ} [البقرة: 163] (سير أعلام النبلاء) للذهبي [10/32]).

“Seorang laki-laki dari kelompok ahli kalam (filsafat) pernah datang menghadap Imam Al Syafi’I, saat beliau di Mesir, dan bertanya sesuatu dari filsafat kalam.

Imam Al Syafi’I lantas menjawab: “Apakah engkau tahu, di mana engkau sekarang?” Ia menjawab: “Iya”. Imam Syafi’I berkata: “Ini adalah tempat dimana Allah Ta’ala menenggelamkan Fir’aun. Aku bertanya padamu, apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan untuk bertanya tentang demikian?”. Ia menjawab: “Tidak”. “Apakah para sahabat pernah membicarakannya”, sambung Al Syafi’i. “Tidak”, jawabnya. “Apakah engkau mengetahui berapa jumlah bintang di langit?”. “Tidak”, jawabnya. “Planet-planet padanya, apakah engkau mengetahui jenis, terbit tenggelamnya, dan dari apa diciptakan?”. Ia menjawab: “Tidak”. Imam Syafi’I pun berseru: “Sesuatu yang engkau saksikan dengan kedua matamu dari makhluk, tapi tidak mengetahuinya, lalu engkau berbicara tentang ilmu Penciptanya?!”.

Beliau kemudian bertanya kepadanya persoalan wudhu, akan tetapi jawabannya salah. Lalu beliau uraikan lagi menjadi empat kategori, akan tetapi tetap saja orang itu tidak menjawab dengan benar sesuatu darinya. Maka Al Syafi’I pun berkata: “Sesuatu yang engkau butuhkan lima kali sehari, engkau tinggalkan ilmunya, lalu engkau berbicara tentang ilmu sang Pencipta?! Olenya, jika terbersit lagi hal tersebut dalam dirimu, maka kembalilah kepada Allah dan kepada firman-Nya: ”Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang Esa, tidak ada sembahan (yang haq) melainkan Dia, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (Qs. Al Baqarah : 163)”.

(Al Dzahabi, Siyar A’lam Al Nubala’, 10/32).

Sumber : Ustadz Rappung Samudin, Lc

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *