Bukan karena euforianya, tapi pesan ini sangat mendesak untuk disampaikan karena banyaknya fenomena pemuda yang kian menjauh dari tabiatnya sebagai manusia. Ada yang berbuat maksiat, foya-foya, dilalaikan oleh dunia, sampai tak lagi mengenal siapa Tuhannya.

Padahal, disadari benar bahwa masa muda adalah masa mencari jati diri, masa membuktikan eksistensi, masa mencari perhatian dan masa penuh semangat dan bergairah, akan tetapi dibalik semangat ini perlu kontrol dan perlu pembinaan agar tidak berlebihan dan keluar dari bimbingan syariat.

Nabi ﷺ bersabda,

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR Tirmidzi)

Usia akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban untuk apa dihabiskan. Masa muda termasuk dalam usia, akan tetapi selanjutnya, masa muda kembali ditanyakan dan diminta pertanggung jawaban secara khusus. Kenapa pemuda, sebab dimasa itulah kita bisa mengeluarkan banyak sekali potensi.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata ,

“Para pemuda pada setiap umat manapun, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Pemuda mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Tidak akan bangkit suatu umat umumnya kecuali ada di pundak [ada kepedulian dan sumbangsih, pent] para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora.”

Hari pemuda, jadikan momentum untuk kembali memudakan amalan kita. Memperbaharui niat-niat kita. Berazzam demi kemakmuran negeri dan terus berupaya mendermakan usia muda untuk keadilan Islam.[]

Tinggalkan Balasan