LAZISWahdah.com, Lampung Selatan — Selasa (25/12) pagi itu, Nursanah, 54, warga Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, baru kembali ke rumah mereka yang hancur di pesisir pantai. Ia datang bersama suami, anak, menantu dan dua cucunya. Pasca tsunami ia memilih masuk hutan dan berlindung disana.

“Hanya pakaian yang melekat di badan yang kami bawa, sesekali ada yang mengantarkan makanan ke atas, namun tidak cukup untuk kami,” kata Nursanah seperti dilansir BBC Indonesia.

Jarak rumah mereka dari pantai hanya 10 meter. Semuanya hancur berkeping-keping tanpa sisa. Ia pun kemudian berlari menuju gunung Rajabasa. Ditempat itulah mereka membangun tenda seadanya bersama puluhan pengungsi lainnya. Ia menambahkan, bahwa dirinya sempat kesetrum karena masih ada airan listrik saat air bah datang.

Kendati lebih tenang, namun keluarga Nursanah akan tetap kembali ke pengungsian di dalam hutan sore hari ini.

“Kami masih trauma, apalagi dengar gemuruh gunung Anak Krakatau setiap malam semenjak tsunami,” tambah Nursanah.

Hampir 20 km seluruh kawasan pesisir Kecamatan Kalianda, mulai dari Desa Air Panas sampai Desa Waymuli menjadi korban hantaman tsunami. Setidaknya 400 rumah rusak parah.

Hingga kini, jumlah korban meninggal dunia terus bertambah. Berdasarkan laporan BNPB, sebanyak 429 orang meninggal, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi. Tak hanya itu, sebanyak 34 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak, 41 kendaraan ruda 2 rusak, 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak.

Ayo bersama LAZIS Wahdah kita bantu warga terdampak Tsunami Selat Sunda, donasi bisa disalurkan melalui melalui Bank Syariah Mandiri (451) nomor rekening : 499 900 9005 a.n LAZIS Wahdah Peduli Negeri. Konfirmasi Transfer melalui WA/SMS ke +6285315900900
#laziswahdah #wahdahislamiyah #wahdah #sedekah #zakat#laziswahdahpeduli #tsunamiselatsunda #tsunamibanten#tsunamilampung #pasukanhijauitsmine #pasukanhijau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *