Beberapa insan berharta sangat sulit untuk menemukan bahagia dan ketenangan. Berbagai cara pun dilakukan agar ia bisa tenang, termasuk mengonsumsi barang terlarang. Sulit tidur, padahal ia amat kaya. Susah makan, banyak pantangannya, sebab ia sakit-sakitan, banyak larangan.
Tak jarang ketika di jumpa, mereka menghabiskan segala cara untuk meraih rasa tenang pada hatinya. Berlibur ke pulau pribadi, shopping tanpa henti, rekreasi ke tempat wisata dan lainnya.
Namun sayang beribu sayang, rasa tenang pada hati tak kunjung datang. Ada hal yang ia tak ketemukan. Salah satunya, bahwa ia lupa—jika ketenangan itu disaat kita sangat dekat dengan Allah Ta’ala.
Namun, di beberapa tempat ada yang kurang beruntung keuangannya. Semua serba kesulitan, untuk makan saja perlu rencana agar besok masih bisa makan. Namun, setelah di cek hidup mereka sangat tenang. Mereka nampak amat bahagia. Sunggingan dari senyumannya amat merekah sempurna.
Lalu, defenisi soal tenang itu seperti apa?
Singkatnya, dekati Allah aja!