Muhammad Agus Salim, seorang mahasantri berusia 26 tahun dari Jeneponto, adalah sosok yang penuh inspirasi. Sejak umur satu tahun, Agus kehilangan ibunya, dan lima tahun kemudian, ia juga kehilangan ayahnya.

Meskipun dibesarkan tanpa kehadiran orang tua, Agus tidak pernah menyerah pada keadaan. Ia dibesarkan oleh keluarga yang masih awam terhadap ilmu agama, dan justru inilah yang memotivasi Agus untuk terus menuntut ilmu demi berdakwah kepada keluarganya.

Sebagai alumni UIN Alauddin Makassar jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, Agus memutuskan untuk melanjutkan perjalanan spiritualnya dengan bergabung dalam program Sekolah Dai Wahdah Islamiyah.

Cita-citanya adalah menjadi seorang hakim yang adil dan bijaksana, namun ia juga memiliki misi mulia untuk menghafal Al-Qur’an. Saat ini, Agus telah berhasil menghafal lima juz, dengan motivasi untuk memberikan syafaat kepada dirinya dan orang-orang tercinta di hari kiamat, serta memenuhi hadits yang menyatakan bahwa sebaik-baik umat adalah yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.

Selain fokus pada hafalan, Agus juga mengikuti program tadrib untuk memperdalam ilmu dakwah. Baginya, berdakwah bukan hanya kewajiban, tetapi juga panggilan hati untuk menerangi keluarganya dengan cahaya Islam.

Meskipun telah banyak kehilangan dalam hidup, semangat Agus untuk menuntut ilmu dan berdakwah tetap kuat, membuktikan bahwa kesulitan hidup tidak menghalangi seseorang untuk mencapai kebaikan dan keberhasilan.

Luaskan manfaat sedekah Anda!