Kematian menjadi jalin-kelindan bagi eksistensialisme. Kematian menjadikan pertanyaan mengapa aku harus hidup lebih bermartabat dan terhormat.

Bahkan pertanyaan tersebut menjadi tabu bagi sebagian orang, karena dengan kematian yang dibiografikan, kematian yang diceritakan oleh yang hidup, seseorang akan memaknai hidupnya.

Bahwa tatkala ia mengingat kematian, ia senantiasa terjaga dalam setiap jejak dalam hidupnya. Hanyalah orang-orang yang mengingat kematian yang selamat. Sebab kata Nabi ﷺ termasuk yang cerdas, adalah mereka yang paling banyak mengingat mati.

“Kami menentukan kematian di antara kamu” (QS. Al Waqiah ayat 60)