LAZISWahdah.com – Di puncak Tallung, sebuah tempat di ketinggian berkisar 1.700-1.800 meter di atas permukaan laut, kami melepas lelah setelah menelusuri perjalanan panjang melewati sungai, tanjakan, turunan, batuan besar serta akar-akar pohon besar. Awan di sore itu serasa dalam jangkauan. Sejauh mata memandang, terhampar pemandangan lembah hijau. Terlihat kabut menyelimuti tebing-tebing lembah. Kabut itu kadang tersibak memperlihatkan pepohonan di lereng gunung dan sungai-sungai yang meliuk-liuk. Perjalanan mendaki dan menurun yang telah kami lalui terbayarkan dengan pesona keindahan alam ini.
Perjalanan harus kami lanjutkan menuju destinasi kami, lembah yang tampak sejauh mata memandang itu. Namanya lembah Ramma, di kaki Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang.
Kami tiba di lembah Ramma di senja yang begitu memikat. Semburat-semburat warna yang saru—lembayung, sedikit biru dan jingga, tergurat di ufuk barat.
Tujuan perjalanan kami adalah untuk menggelar taman surga di lembah Ramma. Majelis ilmu ini dirangkaikan dengan pembagian wakaf Al-Qur’an dari Lazis Wahdah. Suasana majelis ilmu di tengah-tengah alam akan menambah kekhusyukan para peserta, sehingga ayat-ayat Allah bisa benar-benar dihayati.
Setelah memasang tenda, kami mengundang para pendaki Muslim di sekitar lembah Ramma untuk sholat Magrib berjamaah dan mengikuti Taklim Gunung. Taklim ini diikuti oleh para pendaki yang berasal dari UNM, UIN Alauddin Makassar, UNIBOS, dan para pemandu.
Majelis ilmu ini kembali kami gelar keesokan paginya dan diakhiri dengan pembagian mushaf kepada para peserta. Setelah itu, kami mengemas barang-barang dan kembali ke dusun Lembana, titik awal pendakian ini.
Teringat saat akan memulai pendakian ke lembah Ramma, kami mendapat berita dari sekelompok pendaki bahwa salah satu dari teman mereka kerasukan setelah turun dari puncak Gunung Bawakaraeng dan tiba di Desa Lembanna. Akhirnya salah seorang dari kami, Muhammad Heri Ja’far, Ketua MAPALA STIBA Makassar, meruqyahnya dan Alhamdulillah jinnya pun keluar. Kamipun mewakafkan Al-Qur’an padanya.
Sebelum kembali ke Makassar, kami mendatangi Rumah Tahfidz Darul Qur’an Bawakaraeng untuk mewakafkan Al-Qur’an dari Lazis Wahdah kepada para penghafal Al-Qur’an. Pemberian secara simbolis Al-qur’an diwakili oleh santri tahfizh, pengurus masjid dan tokoh masyarakat Dusun Lembanna. Mereka sangat bersyukur atas sumbangan mushaf ini dan mendoakan kebaikan untuk semua pihak yang berkontribusi pada program Wakaf Al-Qur’an Lazis Wahdah.