Seseorang berkata, “Ibadah itu luas. Bukan hanya salat, puasa, zakat, haji dan lainnya!”
Benar. Cakupan ibadah luas sekali. Sebab, ibadah adalah istilah umum yang mencakup segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhai, baik berupa perkataan ataupun perbuatan. Baik yang ditampakkan ataupun yang disembunyikan.
Aktivitas duniawi sehari-hari bisa bernilai ibadah jika terpenuhi syarat-syaratnya. Yakni harus niat ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ
Misal, bekerja. Kita niatkan bekerja untuk menjaga kehormatan diri dari meminta-minta. Kita niatkan untuk menafkahi keluarga. Untuk memfasilitasi pendidikan anak agar mengenal Allah ‘Azza wa Jalla dan agar dapat memberikan manfaat bagi diri dan orang di sekitarnya.
Kemudian, pekerjaan itu halal, tidak melanggar ketentuan Allah Ta’ala. Misal, tidak berjual beli minuman keras yang diharamkan agama. Tidak memfasilitasi berkembangnya riba. Ketika terdengar seruan muadzin untuk salat, ia langsung bergegas, tidak menunda lalu mengakhirkan waktunya
Tidur siang misalnya. Kita niatkan tidur siang karena mengikuti sunnah Rasulullah tentang qailullah. Sekaligus agar lebih mudah bangun di sepertiga malam terakhir untuk beribadah kepada Allah. Maka tidur dengan niat seperti itu bernilai ibadah in syaa Allah.
“Ibadah adalah istilah yang mencakup segala yang Allah cintai dan ridai berupa perkataan dan perbuatan yang batin maupun lahir.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 10:149)