LAZISWahdah.org, Makassar – Hidayah memang sering datang tanpa diminta. Bahkan datangnya sering tiba-tiba. Ada orang yang bertahun-tahun mempelajari Islam, mengkaji buku-buku terkait Islam, bahkan mengambil jurusan di Universitas Islam, namun akhirnya hidayah itu tak kunjung datang. Akan tetapi, ada-ada saja orang yang dari awal tak ada niatan untuk masuk Islam, namun karena dilanda rasa penasaran, hidayah itupun menggenggam jiwanya.
Adalah Balqis Erni Oktaviani (26). Muallaf yang memutuskan untuk masuk Islam ini pada awalnya mengaku tak sengaja tertarik dengan ajaran Islam. Erni sapaan akrabnya menceritakan, dirinya saat melihat para muslimah yang berhijab merasa tersentuh. Ada kedamaian yang ia rasakan pada saat menatap penampilan mereka.
“Dulu saya senang sekali kalau lihat teman-teman make jilbab. Kayak adem saya lihat. Cantik dan image-nya itu baik orang kalau kita make jilbab,” kata Erni.
Menjadi mualaf adalah perjuangan yang harus dilalui Erni. Hal itu bukanlah keputusan yang mudah dan sempat membuat hatinya campur aduk. Yakin memeluk islam, ia lantas mengalami kondisi yang membingunkan. Semua fasilitas dari orangtuanya di Pomala harus diputus. Biaya sekolah tak diberikan lagi, apatah lagi rumah dan tempat tinggal selama hidup dan kuliah di Makassar.
“Memang ada satu garis yang tidak bisa saya lewati. Saya harus menerima itu. Posisi itu bukannya yang gampang. Bahkan penuh air mata,” jelasnya.
Rasa sedih, tidak enak, merasa diasingkan, jelas berkecamuk dalam hatinya. Hidup mandiri di Makassar membuatnya sedikit terlunta-lunta. Khusus membiayai hidup dan kuliahnya, ia harus bekerja paruh waktu. Sepulang kuliah ia bekerja sebagai tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit non muslim.
“Karena rumah sakitnya bukan Islam ataupun umum, jelas saya harus patuhi aturannya. Meski perih saya terpaksa membuka jilbab saya. Sayang juga tapi cuman itu satu-satu jalan sementara untuk saya bertahan hidup di Makassar,” ujarnya.
“Yang namanya hinaan, berantem sama keluarga sudah saya lewati. Saya justru mau nunjukin kalau saya bisa pertanggung jawabkan semua. Saya yakin setiap orangtua atau keluarga mau familinya utuh saya yakin pikiran mereka akan memahami,” harap Erni.
Semenjak masuk Islam, ia merasakan perubahan dalam dirinya. Tentang tutur katanya yang lebih baik, dan juga sikapnya sebagai seorang perempuan.
Senin (25/2/2/2019), dalam rangka melakukan penguatan keislaman kepada para muallaf, LAZIS Wahdah, lewat program bina muallaf memberikan bantuan kepada Erni. Tak hanya bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, LAZIS Wahdah juga melakukan pembinaan keislaman sebagai cara untuk menguatkan para muallaf yang akan dibina.
Kegiatan Bantuan Biaya Hidup dan Pembinaan Keislaman ini dilaksanakan di Jln. Monumen Emmy Saelan No. 88 Kec. Rappocini, Makassar.
“Semoga dengan bantuan ini, bisa menguatkan Erni dan sejumlah muallaf diluar sana. Bahwa tak mudah memang mempertahankan akidah. Saat keluarga yang telah merawat kita sejak kecilpun memerintahkan kita untuk kembali kepada agama yang semula,” tukas Azwar, relawan LAZIS Wahdah.
Setiap muallaf telah menjadi bagian dari Islam. Dan hal itu menjadi tanggungan kita kepada muslim yang lainnya. Maka, melalui program Bina Muallaf, LAZIS Wahdah mengajak kepada muslimin sekalian untuk mendukung program ini sebagai wujud dukungan kita terhadap saudara muslim kita yang lemah.
Donasi bisa Anda salurkan melalui Bank Syariah Mandiri (451) nomor rekening : 497 900 9009 a.n LAZIS Wahdah Sedekah dan 496 900 9008 a.n LAZIS Wahdah Sedekah serta konfirmasi transfer ke 085315900900. []