Ayah, Maafkan Saya

“Aku belum siap!”, pekikku dalam hati, setiap kali orang menanyakan mengenai kapan aku berhijab?

Berbagai alasan ku lontarkan sebagai pembenaran atas keputusan yang aku ambil. “Yang pentingkan hati kita dulu yang dijilbabin, baru deh setelah itu menutup aurat dengan seluruhnya,” salah satu alasanku

Tak hanya itu, aku pun menutup mata bila melihat buku-buku mengenai kewajiban berhijab bagi wanita muslimah, “Lebih baik enggak pernah baca buku ini deh, setidaknya enggak dosa karena kita enggak tahu,” ujarku sendiri

Ternyata aku salah, mungkin semua orang bisa aku bodohi dengan argumen-argumenku yang cerdas, namun aku tak bisa membodohi hati ini

Aku sadar, bahwa dengan tidak memakai hijab maka ayah akan menderita di akhirat. Aku sadar, jika ayah yang akan menanggung semua akibat dari dosa-dosaku

Seringkali aku berpikir, kado terbaik untuk ayah itu apa. Namun aku sekarang sudah paham, bahwa dengan menutup aurat, menjaga izzah dan iffah-ku, itulah sebaik-baik kado terindah untuk ayah

Ukhti

Tidak ada kata yang pantas untuk mendeskripsikan betapa hebatnya seorang ayah, betapa sempurnanya ia dimata putrinya. subhanallah ayah adalah sosok malaikat yang Allah anugrahkan kepada setiap anak

Malaikat yang bisa dipeluk, dirangkul dan malaikat setia yang selalu ada untuk putrinya. sedewasa apapun nanti putrinya bagi seorang ayah dia tetaplah putri kecilnya. manis sekali cinta kasih seorang ayah untuk anaknya. Maka jangan buat ayah-ayahmu di rumah menderita, akibat dosa-dosa tidak berhijabmu (Apotek Wahdah)

��� Official Website: www.wiz.or.id

Yuk gabung di grup WhatsApp Sahabat Inspirasi

Home
Donasi
Hitung Zakat
Login