Karena Bakti Pada Ibu, Tukang Ojek Menjadi Manajer Perusahaan

LAZISWahdah.com – Di antara amalan yang disegerakan balasannya-baik ataupun buruk-adalah berbakti kepada kedua orangtua, terutama Ibu. Banyak kisah orang yang langsung disiksa sebelum kematiannya sebab ia durhaka kepada orangtua, dan begitu pula sebaliknya. Tak sedikit yang mendapatkan kenikmatan dunia sebelum kesejahteraan di akhirat karena berbakti kepada kedua orangtuanya.

Salah satu kisah nyata tentang bakti seorang anak kepada orangtuanya. Atas izin Allah Ta’ala, anak tersebut berhasil bertranformasi dari tukang ojek menjadi seorang manajer perusahaan yang kini biasa keliling dunia untuk mengurus bisnisnya.

Adalah pemuda bernama Dodo. Ia menjalani hidup sebagai seorang tukang ojek. Sang Ibu yang kasihan melihat anaknya itu pun membawanya ke Rumah Ustadz Bobby.

“Ustadz,” kata sang Ibu memulai, “ajaklah anak saya ini untuk bekerja bersama Ustadz.” Lanjut sang Ibu memohon, “Kerja apa saja, asal ikut Ustadz.” Sebab, terangnya, “Saya kasihan. Kalau ngojek hasilnya tidak tentu dan sering pulang malam.”

Anak dan Ibu itu pun berpamit selepas tunai sampaikan maksudnya. Sang Ustadz meminta agar Dodi kembali datang ke kantor esok harinya. Malam itu juga, sang Ustadz tak lupa meminta nasihat kepada ibunya, apakah akan menerima pemuda tersebut bekerja di kantornya atau tidak. Kata Ibu sang Ustadz, “Terima ia bekerja di kantormu.”

Keesokan harinya, Dodi datang ke kantor dengan wajah sumringah. Setelah bertemu dengan sang Ustadz dan dinyatakan diterima, beliau menyampaikan beberapa hal kepada Dodi.

Nasihat sang Ustadz, “Jangan tunda shalat, senantiasalah jaga iman, dan tinggalkan maksiat.” Saat Dodi menyanggupi, Sang Ustadz melanjutkan, “Satu lagi,” tanya sang Ustadz, “Maukah kau berbagi senyum kepada ibumu?”

Sang Ustadz meminta agar Dodi membagi gaji yang diterimanya kepada ibunya. Ternyata, Dodi langsung menyanggupi hal itu.

Bulan pertama, sang Ustadz bertanya kepada Ibu Dodi, “Apakah benar bahwa Dodi membagikan gajinya untuk Ibu?” Berdasarkan pengakuan, Dodi memang melakukan hal itu dan berlanjut hingga gaji berikutnya.

Waktu berjalan, usia Dodi bertambah. Waktunya bagi Dodi untuk memikirkan jodoh. Saat itu, ia masih melanjutkan kebiasaan membagi gajinya kepada Ibunya.

Qadarullah, Dodi menemukan belahan jiwanya. Anak seorang pengusaha. Sebab melihat kesungguhan, keshalehan dan visi misi Dodi dalam berkeluarga, lamaran Dodi diterima.

Seperti mendapatkan berkah, beberapa waktu setelah lamaran, ayah calon istrinya mendapatkan rezeki nomplok. Tanah yang ia beli seharga satu milyar dibeli orang senilai dua puluh milyar.

Mendapati hal itu, sang calon me ia hanya mengambil sedikit sesuai kebutuhannya.[]

Sumber: “7 Password Percepatan Rezeki”, Ustadz Bobby Herwibowo, Lc.

Tinggalkan Balasan