KEHILANGAN JATI DIRI

Kini, kita tak lagi perlu peduli dengan pendapat orang terhadap diri kita. Asal terlihat bahagia itu sudah cukup. Tak perlu disangka sebagai orang kaya, cukup terlihat kaya. Tak peduli dengan pedapat orang bahwa kita adalah orang cerdas, cukup terlihat cerdas

Kita sering membuat fragmen yang dibuat-buat. Seolah-olah hidup kita terlihat begitu bahagia. Kita atur sedemikian rupa posisi wajah. Dengan lekukan sedikit, kita pinta akal manusia seolah-olah kita orang terbaik. Tanpa cela, semuanya nyaris sempurna

Sampai disitu? Ternyata belum. Setelah semuanya dirasa cukup baik, maka diuploadlah semua kepalsuan dalam hidup kita. Kita ingi cari sensasi, pujian, empati, tanpa pernah berfikir, diantara mereka tetap ada yang tak suka. Sebanyak bagaimana pun yang perhatian kepadamu, tetap akan ada yang tidak suka, begitu pun dengan sebaliknya

Kita rindu dengan pribad-pribadi saleh. Yang tak ego menampakkan kebaikannya. Yang tak mau diliput tentang kondisi kehidupannya. Mereka ada yang kaya, tidak semua miskin dan sederhana. Diantara mereka ada yang konglomerat, namun mereka lebih memilih menampakkan yang sederhana, kita?
…………….
“Barangsiapa melakukan perbuatan sum’ah (ingin didengar oleh orang lain), niscaya Allah akan menyebarkan aibnya, dan barangsiapa melakukan perbuatan riya’, niscaya Allah akan menyebarkan aibnya.” (HR Muslim)

Tinggalkan Balasan