Bagaimana sejarah masjid Cheng Ho di Indonesia? Daerah-daerah mana saja lokasi masjid cheng ho? Baca selengkapnya pada artikel berikut ini.
Ratusan tahun setelah muhibahnya ke Indonesia, nama Laksamana Cheng Ho yang meninggal dunia pada 1433 masih diingat dan terus dikenang.
Organisasi Islam Tionghoa bernama Persatuan lslam Tionghoa lndonesia—lalu berubah nama menjadi Pembina Iman Tauhid Islam (PITI)—aktif membangun masjid bernuansa negeri tirai bambu di beberapa kota di Indonesia, yang dinamai dengan nama Cheng Ho atau Cheng Hoo.
Salah satu pendiri PITI, Haji Abdul Karim Oey alias Oey Tjeng Hien, dikenal berkat membangun masjid-masjid Lautze pada dekade 1990-an.
Tak jarang, masjid Cheng Ho ditambahi nama depan lagi dengan Muhammad, seperti terdapat di Surabaya.
Menurut Masa Lalu dalam Masa Kini: Arsitektur di Indonesia (2009), “Masjid Muhammad Cheng Ho yang didirikan oleh PITI dibangun dengan gaya Cina, mencontoh Masjid Niu Jie di Beijing. Struktur atapnya membentuk pagoda yang sesungguhnya.”
“Bangunan (Masjid Cheng Ho) ini sebagai pengenang jasa beliau (Cheng Ho), sebagai penghormatan,” ujar Ahmad Haryono Ong alias Ong Kiem Shui, Ketua Takmir Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya.
Masjid ini adalah Masjid Cheng Ho yang paling awal berdiri di Indonesia pada 2002. Cheng Ho tercatat pernah singgah ke Surabaya.

Setelah Surabaya, di kota lain yang pernah disinggahi Cheng Ho, seperti Palembang, juga dibangun masjid serupa. Masjid ini mulai digunakan sejak 2006.
Selain di dua kota itu, masjid-masjid bernuansa tirai bambu dengan nama Cheng Ho dibangun di kota-kota yang bahkan tidak disinggahi Cheng Ho, seperti di Samarinda dan Balikpapan. Bahkan di kota yang terhitung di masa lalu bukan kota dagang dan terletak di pedalaman atau di selatan Jawa seperti Purbalingga atau Jember, juga berdiri masjid Cheng Ho.
Di antara masjid-masjid yang sudah berdiri, masjid terbesar Cheng Ho terdapat di Banyuwangi, yang satu kompleks dengan pesantren.
Dana pembangunan masjid-masjid ini tak hanya mengandalkan PITI, tetapi dari dari donatur lain, termasuk dari pemerintah daerah dan pengusaha.
Di Pandaan, Pasuruan, pemerintah daerah berperan dalam pembangunan masjid Cheng Ho. Di Kalimantan Timur, pengusaha Jos Soetomo—salah satu orang terkaya di Indonesia—berperan dalam pembangunan tiga masjid Cheng Ho.
Di Sulsel terdapat dua masjid dengan ciri khas Arsitektur oriental bernama Masjid Muhammad Cheng Ho. Yakni di jalan Tun Abdul Razzak, Gowa dan di Jalan Danau Metro Tanjung Bunga, Makassar.
Demikian artikel tentang sejarah masjid Cheng Ho di Indonesia. Anda juga dapat membaca artikel lainnya di sini. Semoga bermanfaat!