MENIKMATI SECANGKIR KEBAIKAN
Kita sudah lama hidup. Dan kita sudah tahu betul bagaimana rasanya hidup. Kita tahu, apa itu bahagia. Kita pun paham, apa itu air mata. Kita sama-sama sudah merasakannya
Bagi si penikmat kopi, sederhana saja. Rasa pahit bagi orang awam memang pahit. Namun berbeda bagi mereka, yang menikmati kopi akan mengatakan, ini nikmat, sensasinya pun amat berbeda
Bagi seorang pemabuk, yang namanya khamar itu nikmat. Khamar adalah kawan. Khamar adalah solusi. Itu bagi mereka, si tukang mabuk, atau yang suka khamar. Begitupun bagi mereka, yang suka bermain bola. Bola adalah kawan. Tak enak hidup tanpa bermain bola. Minimal hanya jadi penonton saja, itu sudah nikmat
Harusnya, kita yang mengaku pro kebaikan. Yang selalu cinta dengan yang ma’ruf, harusnya lebih dari mereka. Kita yang mengaku cinta Nabi, harusnya lebih aktif dalam menjalankan sunnah. Yang senang dengan Al-Qur’an, harusnya kita-lah yang paling getol dalam mendakwahkan Al-Qur’an. Dan paling minimal, bersedekah untuk membiayai para penghafal Al-Qur’an
…………..
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah, 2: 148)
@wahdahinspirasizakat | www.wiz.or.id | www.sedekahplus.com
