LAZISWahdah.com – Kami sebagai tim LAZIS Wahdah untuk misi dakwah dan sosial di Asmat-Papua star dari kantor pusat LAZIS Wahdah menuju bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Saat itu jalanan masih lengang, jam masih menunjukkan pukul 04.00 WITA. Mobil kantor yang mengantar kami pun melaju membelah jalan yang masih basah oleh hujan semalam.
Pukul 04.30, mobil menepi di terminal pemberangkatan bandara terbesar di Indonesia timur tersebut. Suasana sudah tampak ramai, puluhan calon jemaah umroh tampak mengantri. Kami pun segera mempersiapkan barang bawaan, termasuk beberapa packing barang bantuan yang kami bawa serta. Setelah check in kami segera menuju mushallah bandara untuk menunaikan shalat Subuh.
Pukul 06.10 pesawat mengangkasa menuju Papua. Akhirnya pesawat tiba di bandara Internasional Mozes Kilangin sekitar pukul 10.00 waktu Papua. Dari bandara tersebut, dengan menggunakan mobil sewaan kami menuju UPBU Mozes Kilangin, sebuah bandara yang memuat pesawat lapangan ukuran mini di Jalan Airport Timika Kabupaten Mimika. Di bandara domestik ini, kami kemudian naik pesawat kecil dengan kapasitas hanya 15 penumpang. Selama satu setengah jam perjalanan kami disuguhi pemandangan indah alam Papua dari atas langit. Masya Allah, sungguh indah!
Setelah sampai di dermaga pertama Kabupaten Asmat, rupanya lokasi yang akan kami tuju masih jauh. Untuk sampai disana kami kembali harus melakukan perjalanan menyusuri sungai dan hutan Asmat dengan speedboat. Dari atas air, speedboat melaju kencang membelah arus sungai yang terlihat mengganas. Ombak sungai yang terlalu tinggi membuat speedboat beberapa kali hampir terbalik. Speedboat harus bergerak vertical melawan arus sungai yang sangat deras, bergerak berlawanan ke arah horizontal.
Nampak pemandangan di kiri dan kanan yang semuanya hutan. Hampir sejam lamanya diatas speedboat hingga kami betul-betul tiba di Kota Agats, kota seribu papan.
“Masya Allah, benar-benar perjalanan yang begitu sulit. Selain jauh, juga karena medannya yang sangat ganas, membuat kami beberapa kali mengalami cedera ringan. Apalagi ketika speedboat yang kami gunakan hampir terbalik dan tubuh kami terhempas kesana sini.” Kenang ustadz Akhyar Amnur relawan LAZIS Wahdah, Sabtu (10/2).
Di Agats inilah kami akan menjalankan agenda dakwah dan bantuan sosial seperti mengadakan pengajian, menyalurkan bantuan diantaranya mushaf al-Qur an serta buku-buku panduan ibadah praktis lainnya. Sambil terus mempersiapkan beberapa agenda yang telah dipersiapkan dari kantor seperti khitanan massal untuk anak Papua dan meninjauan tempat pembuatan perahu program perahu dakwah LAZIS Wahdah di tanah Agats ini.
Alhamdulillah selama di sini kami dibantu oleh salah seorang dai Wahdah Islamiyah, putra asli tanah Cendrawasih bernama ustadz Abu Ukasyah, beliau telah merintis dakwahnya sampai ke pedalaman Papua sejak tahun 2006 silam, dan perahu dakwah sangat dibutuhkan dalam menopang dakwah beliua.[]