RAMADHAN 98 HARI LAGI
Umar adalah sosok yang dikenal keras. Sebelum memeluk cahaya Islam, Umar kerap melakukan konfrontasi dengan kaum Muslimin. Bahkan, suatu kali ia pernah berniat membunuh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Umar tak segan-segan menyiksa budak perempuan yang masuk Islam. Ia sosok yang disegani baik kawan maupun lawan. Namun, perangai Umar yang keras tersebut tiba-tiba bisa berubah amat lembut.
Umar tak segan menangis berlama-lama. Ia paling perasa mengendus penderitaan orang lain. Bahkan, ia dilembutkan hatinya untuk menerima Islam berkat satu hal, Al-Quran.
Al-Quranlah yang melembutkan hati Umar bin Khattab. Sebuah riwayat menyebut, ia masuk Islam setelah mendengar surah Thaha, riwayat lain menyebut surah al-Haqqah.
Umar memang tetap khas dengan ketegasannya. Namun, setelah mendapat bimbingan iman lewat Al-Quran, ia memilih menggunakan ketegasannya di jalan Allah. Maka ia tak segan hijrah secara terang-terangan. Sembari membuat pengumuman nan menantang.
Umar adalah sosok yang amat pandai dalam sastra. Maka, saat ia mendengar Al-Quran, ia amat yakin perkataan ini bukanlah perkataan seorang manusia. Al-Quran seolah membangkitkan Umar dari kematian.
Al-Quran telah mengarahkan hidup Umar sesuai dengan fitrahnya. Ia tak kehilangan sifat bawaan, namun kini ia gunakan ke sebuah jalan yang Al-Quran tuntun. Sifat lembut Umar makin menjadi-jadi saat berinteraksi dengan Al-Quran.
Saksikanlah kisah putranya, Abdullah, tentang bagaimana persinggungan Umar dengan Al-Quran. Ada tanda hitam di kedua pipinya akibat seringnya Umar menangis saat membaca Al-Quran.
Abdullah bin Umar pernah suatu kali shalat di belakang ayahnya. Ia sempat mendengar isak tangis ayahnya saat memimpin shalat. Padahal, saat itu Abdullah berada di shaf ketiga.
Saat membaca surah Yusuf ayat 86, “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” Umar tak kuasa menahan tangisnya. Ia tersedu-sedu.
Saat membaca surah at-Thur ayat 7, “Sesungguhnya azab Rabbmu pasti terjadi.” Umar menangis amat keras hingga ia sakit dan para sahabat menjenguknya. (Ad-Daa’Wa Ad-Dawaa’ hal 98)
Al-Quran telah mengubah hidup Umar 180 derajat. Ia tetap memiliki keberanian dan ketegasan sebagai sifatnya. Namun, Allah karuniakan kelembutan hati yang amat dalam saat Umar bercengkrama dengan Alquran.
Begitulah seharusnya interaksi seseorang dengan Al-Quran. Hatinya menjadi lembut. Betapa banyak orang yang masuk Islam hanya karena mendengar Al-Quran. Benarlah jika Alquran dikatakan sebagai mukjizat. Meski tak mengerti apa arti bahasanya, ada ketenangan yang menyelinap saat kita mendengar bacaan Al-Quran.
Salah satu rahasia Al-Quran adalah mampu menundukkan dan meluluhkan hati pendengarnya. Allah ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Berimanlah kepadanya (Al-Quran) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Alquran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud’.” (QS al-Israa [17]:107)
@wahdahinspirasizakat | www.wiz.or.id | www.sedekahplus.com