TAHU DIRI
Hikmah itu pada prakteknya adalah: “melakukan apa yang harus dilakukan”, sesederhana itu. Dan melakukan apa yang pantas dilakukan, dan berusaha menghindari hal-hal yang tak pantas untuk dilakukan
Ketika seorang murid mau ujian, maka ia harus belajar sebelumnya jauh-jauh hari. Itu baru hikmah, bukan dilakukan ketika telah injury time, saat-saat paling kritis
Lawan kata hikmah, adalah “Jahil”. Karena itu, Abul Hakam, karena tak tahu diri, Rasulullah sebut sebagai Abu Jahal. Bapak kebodohan, karena ia tidak tahu diri, tidak bijak
Karena Abul Hakam yang nama aslinya Amr bin Hisyam itu, cerdas bukan main, dan sangat tahu bahwa Muhammad itu Nabi, tapi dia mengingkari akalnya sendiri. Dia tidak bijak, sebab menempatkan kata-katanya pada kondisi dan situasi yang kurang tepat
Lebih ringkasnya, Abu Jahal “Tak Tahu Diri”. Benar saja, ia tak tahu jika akalnya dan hatinya yang baik, tapi ia ingkari dengan perkataan yang mendustakan syariat. Omongannya kasar, pemikirannya menyeleweng, padahal ia cerdas bukan main
Simpulan sederhananya, bagaimana pun cerdasnya kita, kalau tak tahu diri, selalu melawan wahyu, maka kita sudah dianggap tak bijak, tak hikmah
Mari bijak dalam melakukan apapun itu. Kondisikan dengan apa yang telah diperintahkan. Karena sebaik-baik manusia, ialah yang paling tahu diri dihadapan Tuhan-Nya, jangan sampai kita cerdas, namun menyimpan sifat-sifat Abu Jahal di dalam dada, na’udzubillah
………………….
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).
@wahdahinspirasizakat | www.wiz.or.id | www.sedekahplus.com
