TAK MESTI KITA SEMUA
Ada pepatah yang mengatakan “Kalau orang lain bisa mengapa tidak dengan saya”. Pepatah ini berarti, setiap yang orang lain bisa, harusnya kita juga mampu. Jika orang lain bisa bermain bola, maka kita juga harus. Jika orang lain bisa sekolah ke luar negeri, maka saya pun harus bisa. Jika dia bisa hafal Qur’an, maka saya juga wajiib. Begitu kira-kira
Ini pepatah bisa juga kita balik. “Jika orang lain bisa dan mampu, maka mengapa harus saya?”. Coba baca. Ada yang aneh. Jika ‘iya’ berarti benar dugaan saya. Ada yang sepakat, ada yang tidak. Dalam artian, pepatah ini ingin mengajak kita untuk mempertajam nalar kita, bahwa tak semua yang orang lain bisa, kita pun bisa. Sebab, setiap orang punya kemampuan masing-masing
Tidak semua orang bisa jadi pemimpin. Tak semua mamp jadi ulama. Tak setiap muslim mampu jadi hafizh. Masing-masing ada porsinya. Sisa, bagaimana kita memampukan diri untuk bisa memanfaatkan potensi itu untuk kebaikan
Yang kaya, bisa bangun sekolah dan bersedekah. Yang miskin juga tak dilarang sedekah, meskipun hanya sedikit. Yang hali fikih, ajari umat. Yang bisa jadi pemimpin dan orator ulung, manfaatkan untuk kebutuhan umat, dan sebagainya
Jadi “Tak semua yang mereka bisa, harus kita bisa-kan”
……………
“Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS. Al Isra: 84)
