LAZISWahdah.com, Sumatera Barat — Siang itu matahari seolah-olah memanggang bumi. Panas dan menyengat. Keringatnya basah, keluar dari sela-sela bajunya. Dengan mengendarai sepeda motor tuanya, ia membelah jalan aspal yang membentang diantara rerimbunan pepohonan, 50 menit ia gunakan untuk sampai di kompleks Universitas Andalas kota Padang Sumatera Barat. Di sebuah bilik sederhana, bersama dengan beberapa Mahasiswa di kampus tersebut, ia mengajarkan ilmu agama dan al-Qur’an kepada mereka.

”Masih teringat, tahun 2015 yang lalu, saya bersama puluhan alumni Sekolah Tinggi Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar disebar ke seluruh pelosok-pelosok negeri dalam Program Tebar Dai Nusantara “TDN” untuk berdakwah. Alhamdulillah kami ditempatkan untuk berdakwah di kota Padang, disini saya benar-benar merasakan perjuangan Nabi sewaktu di Mekah itu seperti apa. Ternyata, dakwah yang saya lakukan di tempat ini masih belum seberapa dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan oleh Nabi pada waktu itu,” kenang Ustadz Ishaq, Rabu (7/2).

Sehari-hari, dai asal Kabupaten Gowa ini mengajarkan al-Qur’an kepada masyarakat sekitar dengan menggunakan metode dirosa. Selain tahsin, beliau juga mempunyai program tahfizh untuk masyarakat dari berbagai kalangan usia.

”Untuk dirosa kami punya program di tiga tempat. Satu di Unversitas Andalas, dekat pantai Padang, juga mushola dekat rumah. Dan dua tempat, salah satunya Rumah Qur’an yang kami gagas bersama LAZIS Wahdah kami jadikan sebagai tempat menghafal al-Qur’an,”  paparnya.

Beberapa bulan yang lalu, dai murah senyum ini mendapatkan ujian dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Motor tua yang selama ini setia menemaninya dalam berdakwah raib dicuri orang.

”Awalnya kami pulang kampung ke Makassar, karena ibu ditabrak dan kondisinya kritis dan harus di operasi. Sebelum kami tinggalkan rumah, kami menitipkan kunci rumah di salah satu warga yang tidak jauh dari rumah. Beberapa hari sebelum kami kembali ke Padang, rumah masih aman, motor juga masih ada kata tetangga yang kami titipi. Hingga saat kami sudah tiba di rumah, kami syok melihat motor dan barang yang lainnya seperti printer, setrika, tabung gas dan speaker sudah hilang entah kemana. Kemungkinan pencuri itu lewat dari pintu wc bagian belakang karena kami lihat telah rusak.”  jelasnya.

Sejak peristiwa itu, beliau sudah tidak bisa lagi melanjutkan dakwahnya di Kampus Unand karena jaraknya yang terlalu jauh. Namun bukan berarti beliau mundur dari medan dakwahnya. Dengan motor butut hasil pinjaman dari tetangga, dengan perjalanan 20 menit, beliau masih tetap mengajar di tempat yang lain. Walau terkadang beberapa kali beliau merasa tidak enakan kepada tetangga tersebut.

LAZIS Wahdah mengajak kepada para muhsinin untuk membantu pengadaan motor dakwah untuk Ustadz Ihsaq. Motor ini merupakan salah satu kebutuhan vital para Dai Nusantara untuk menjalankan kegiatan-kegiatan dakwah seperti taklim, pembinaan halaqah tarbiyah, pengajaran baca al-Qur’an (metode dirosa), khutbah dan lainnya.

Anda bisa berdonasi baik dalam bentuk motor (baru/bekas) maupun dana tunai yang bisa disalurkan melalui Bank Syariah Mandiri (BSM) norek: 497 900 9009 a.n. LAZIS Wahdah Sedekah (Kode Transfer ATM Bersama: 451). Demi amanah dan kedisiplinan pencatatan maka diharapkan menambah jumlah nominal 130 setiap transferan, konfirmasi transfer ke 085315900900.[]

LAZIS Wahdah - Motor Dakwah Dicuri, Tak Membuat Dai Ini Mundur dari Medan Dakwah

LAZIS Wahdah - Motor Dakwah Dicuri, Tak Membuat Dai Ini Mundur dari Medan Dakwah 3

LAZIS Wahdah - Motor Dakwah Dicuri, Tak Membuat Dai Ini Mundur dari Medan Dakwah 2

LAZIS Wahdah - Motor Dakwah Dicuri, Tak Membuat Dai Ini Mundur dari Medan Dakwah 5

LAZIS Wahdah - Motor Dakwah Dicuri, Tak Membuat Dai Ini Mundur dari Medan Dakwah 4

Tinggalkan Balasan