BERKACA PADA DIRI SENDIRI

Manusia itu perlu berkaca diri, sesekali mengaca dirinya agar tidak lupa diri. Agar tidak hanyut dalam kegelapan. Agar tahu siapa dirinya. Supaya tahu baik buruk dirinya. Merenungkan apakah diri sudah utuh sebagai manusia. Sudahkah diri bermanfaat bagi masyarakat, keluarga dan diri sendiri. Atau apakah hanya sebagai sebungkal daging yang berkeliaran saja di muka bumi.

Sudahkah hidup kita berisi dan berarti. Udah berapa banyak amalan yang kita karyakan. Untuk orang tercinta, untuk umat dan bangsa. Untuk semua kebaikan yang kita abdikan.

Sudahkah kita bertaubat. Sudahkah kita mulai mengurangi kecintaan kepada dunia dan menambahkannya kepada kecintaan akhirat. Mari kita periksa diri, adakah sholat kita lebih baik dari yang kemarin.

Berkacalah pada dosa dan maksiat yang pernah kita perbuat. Adakah diantara dosa-dosa itu yang sekali pun pernah kita sesali? Barangkali uccapan mu yang begitu teganya kepada saudaramu, justru nantinya akan berbalik arah ke diri sendiri. Sebelum menghina mereka, lihat dulu diri kita apakah sudah baik ataukah masih belum baik

Sudahkah kita sadari bahwa kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah dah rapuh, tiada daya dan upaya. Sudahkah kita sadari bahwa kita hidup ini atas belas kasih Yang Maha Pencipta. Sudahkah kita sadari betapa hina dan kecilnya kita di mata Tuhan.

Semua pertanyaan ini adalah dalam rangka berkaca diri, menghisap diri sebelum dihisap diakhirat nanti.

“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” (HR. Tirmidzi)

@wahdahinspirasizakat www.wiz.or.id www.sedekahplus.com⁣⁣⁣
⁣⁣

Tinggalkan Balasan