Ini adalah kisah ketabahan seorang istri dalam merawat suaminya yang koma dan dirawat di sebuah rumah sakit. Tiap hari sang istri bersama anaknya yang masih kecil menjenguk suaminya 2 kali dalam sehari, di waktu pagi dan sore hari.
Tiap pagi ia membersihkan badan suaminya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu pergi untuk kembali lagi di sore harinya.
Sebenarnya dokter yang menangani suaminya sudah menyarankan agar tidak perlu menjenguk suaminya sesering itu, cukup sekali-kali saja. Namun ibu ini tak mengindahkan saran dokter, ia tetap menjenguk suaminya seperti biasa.
Selama berbulan-bulan hal ini telah dilakukannya.
Hingga suatu ketika terjadi keajaiban yang luar biasa. Sang suami terbangun dari komanya. Dokter pun heran dibuatnya mengingat dari diagnosanya bahwa pria tersebut sangat sulit untuk diharapkan kesembuhannya.
Waktu sang istri datang, ia pun sangat bahagia melihat suaminya telah duduk di pembaringan. Selang dan kabel-kabel yang dulu dipasang ditubuhnya juga sudah terbuka.
Ia menangis sambil tak hentinya mengucap syukur kepada Allah.
Dokter yang masih diliputi keheranan pun kemudian bertanya kepada ibu tersebut.
Mengenai kegigihannya selama ini menjenguk suaminya dan apa yang dilakukannya selama ini.
Ibu tersebut menceritakan, bahwa setelah menjenguk suaminya tiap pagi, ia bersama anaknya pergi ke sebuah kampung membawa makanan untuk disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan di sana. Itu dilakukannya tiap hari.
Ia kemudian menjadikan sedekahnya sebagai wasilah untuk berdoa kepada Allah untuk kesembuhan suaminya.
Ia pun yakin bahwa suatu saat ia akan mendapati suaminya dalam keadaan bangun dan duduk di pembaringannya sebagaimana ia lihat pada hari ini. Masya Allah!
Ini adalah wujud dan buah dari persangkaan baik kepada Allah Ta’ala sebagaimana hadits dari Rasulullah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675).[]
Sumber: Majalah Sedekah Plus Edisi 55