ibadah sepanjang hayat

Oleh: Faisal Morsila, S.Pd. M.Pd.I

أَعْمَارُ أُمَّتِى مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun, sedikit yang melampaui itu.” (HR. Tirmidzi dishahihkan oleh al-Albani)

Sebuah laporan yang dikeluarkan badan urusan anak-anak (Unicef) di PBB pernah menyebutkan bahwa umur rata-rata penduduk di beberapa negara maju berkisar antara 70 hingga 76 tahun (Lihat, Wadl’ul Athfaal Fii al-‘Alaam, hlm. 88). Rata-rata usia tersebut melebihi usia 80 tahun sebagaimana yang diisyaratkan sebagian studi, mengingat adanya perkembangan yang baik dalam tingkat pelayanan kesehatan. Hasil laporan tersebut ternyata tidak bertentangan dengan hadits di atas sama sekali, sebab mereka yang berusia lebih dari itu adalah kelompok minoritas di mana bangsa-bangsa lain di dunia tidak mencapai seperti itu. Bahkan jika dikaji dengan memasukkan data beberapa generasi hingga sekarang ini, padahal sudah sekian abad berlalu sejak hadits tersebut disampaikan.

Mengomentari hadits di atas, Syaikh Hani bin ‘Abdullah al-Jubair, seorang Qadi di Pengadilan Makkah al-Mukarramah seperti dinukil dari situs al-Islam al-Yaum menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “umat” dalam hadits itu adalah umat dakwah sehingga juga mencakup Muslim dan kafir.

Usia Rasul dan Para Sahabat

Berapakah usia Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam saat beliau wafat? Beliau mencapai usia 63 tahun. Uniknya, keempat shahabat beliau yang memimpin pada fase khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah, tiga di antara mereka berusia sama dengan usia Rasulullah. Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, ketiga generasi terbaik Rasul itu wafat seperti usia Rasulullah; 63 tahun. Sementara Utsman bin Affan mewakili kalimat nabi (sedikit yang melampaui itu). Utsman wafat pada usia 82 tahun. Radhiallahu anhum ajma’in.

Dikalangan sahabat yang lain, ada juga sahabat Anas bin Malik, beliau mendapatkan beberapa doa dari Nabi. Di antara doa Nabi untuk Anas adalah umur panjang. Persis seperti doa Nabi, beliau wafat pada tahun 93 Hijriyah dalam usia melampaui seratus tahun. Usia yang terbilang panjang untuk umat Rasulullah.

Namun dengan pendeknya umur ummat Nabi Muhammad, Allah memberikan berkahNya demikian juga amal-amal shalih yang dilakukan pada waktu tertentu sehingga mampu mengungguli prestasi dari umur umat-umat terdahulu, “Itulah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (Terjemahan QS. Al-Hadid: 21)

Amalan-amalan Rabbani

Ada beberapa langkah menjadikan umur berberkah, di antaranya berupa amalan-amalan shalih yang apabila dikerjakan seorang muslim dengan maksimal dan sepenuh hati, maka atas keridhaan Allah akan dilipatgandakan pahalaNya.

Di bulan suci Ramadhan, kita saksikan marak sekali berbagai aktivitas ibadah di masjid-masjid. Mulai dari orang-orang yang rajin ke masjid untuk melaksanakan shalat lima waktu dan shalat tarawih. Begitu pula kegiatan rutin tadarusan. Ini semua merupakan tanda keberkahan bulan tersebut. Namun, kadangkala kita saksikan bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan ini sifatnya hanya musiman. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan kita beribadah bukan hanya sesaat. Diriwayatkan dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu (terus-menerus) walaupun itu sedikit.” (Terjemahan HR. Muslim).

Maka, mari kita perhatikan kembali, me-muroja’ah tausiyah-tausiyah yang disampaikan oleh para da’i dan ustadz di mimbar-mimbar Ramadhan, tentang fadhilah shalat di waktu malam, sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sering dikutip, bahwa; “Siapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seolah-olah ia telah shalat separuh malam, sedangkan siapa yang shalat Shubuh berjamaah maka seolah-olah ia telah shalat malam itu secara penuh.” (Terjemahan HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad dari hadits Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu)

Mari kita perhatikan Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawwal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim dan lainnya)

Ibadah puasa tiga hari setiap bulan dalam penanggalan Hijriyyah. Puasa tersebut menyamai puasa setahun. Dari Abdullah bin ‘Amru bin Al-‘Ash, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadanya: “Dan sesungguhnya cukuplah bagimu berpuasa tiga hari dari setiap bulan. Sesungguhnya amal kebajikan itu ganjarannya sepuluh kali lipat, seolah ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an Nasai)

Selain itu, puasa yang bisa dirutinkan adalah puasa Senin-Kamis. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi)

Minimal setiap bulan hijriyah, ada puasa sebanyak tiga hari. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Kekasihku (yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati:  (1) berpuasa tiga hari setiap bulannya,  (2) mengerjakan shalat Dhuha,  (3) mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari).

Demikianlah diantara amalan-amalan yang disebutkan beserta keutamaannya yang disebutkan oleh Rasulullah. Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah bersegera dan tidak menunda-nunda kebaikan-kebaikan yang ingin dikerjakan. Sebagai penutup sementara, penulis mengutip sebuah ayat dan hadits sebagai renungan yang artinya:  “Apabila engkau berada di waktu sore janganlah menunggu (menunda beramal) di waktu pagi. Dan jika berada di waktu pagi, janganlah menunda (beramal) di waktu sore. Gunakanlah masa sehatmu untuk masa sakitmu dan kesempatan hidupmu untuk saat kematianmu.” (HR. Al-Bukhari).

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni kematian).” (QS. Al Hijr: 99). []

 

Sumber: Majalah SEDEKAH PLUS, Rubrik Bahasan Utama, edisi 7.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *