Siapa saja yang ingin agar dibukakan untuknya kelapangan di dalam hatinya dan selamat dari kesengsaraan (sakaratul) maut serta berbagai kengerian pada hari kiamat, maka hendaklah amalannya secara sembunyi-sembunyi lebih banyak dari amalannya secara terang-terangan.” (Imam Malik RahimahuLlah)
Para ahli ilmu selalu memberi nasehat bagus tentang menyembunyikan ibadah. Salah satunya, “Sembunyikan ibadahmu sebagaimana engkau menyembunyikan maksiatmu..” Atau yang semisal dengan itu
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Kenapa memyembunyikan ibadah ini menjadi penting untuk dibicarakan? Karena ibadah itu rentan hangus, rentan binasa
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebuah ibadah bisa keluar dari persembunyiannya karena ulah hati yang tidak terkendali. Ianya bergejolak karena bisikan syaithan dan hawa nafsu yang menginginkannya tampak setelah tersembunyi
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Kadang rasa ujub nian berbangga diri merajai hati. Ingin dipuja setinggi langit, tersebab oleh amalan yang dianggap terlalu mulia. Menganggap bahwa yang dilakukannya sudah cukup memasukkannya ke dalam surga
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ia tak tahu. Jika setiap amalan tak satupun yang tahu diterima atau tidak. Tak ada yang menyangka jika amalan baik yang dilakukannya sudah cukup memasukkannya ke dalam surga. Namun satu yang ia lupa
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Bahwa surga dan neraka adalah hak Allah atas hamba-Nya. Sebagaimana seorang pelacur yang tak disangka dijamin masuk surga oleh karena amalan yang mungkin dianggap sepele
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Maka nasehatnya adalah tak usah menampakkan amalan setinggi langit. Cukuplah beramal ikhlas karena Allah. Sembunyikan amalanmu. Sebagaimana kau takut dosa-dosamu tercium oleh semesta
