Karunia di Balik Menjaga Pandangan
LAZISWahdah.com 
– “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (Terjemahan QS.An Nuur: 30)

…………

Syaikh Muhammad Hassan mengisahkan tentang seorang pemuda Amerika yang berasal dari Maroko. Pemuda miskin ini berusia sekitar  25 tahun.

Dalam sebuah kunjungan ke Amerika saya menanyakan tentangnya. Mereka menjawab: “MasyaAllah, dia sekarang dalam kondisi baik.”

Saya bertanya apa yang terjadi, mereka menjawab: “Dia kini menjadi seorang jutawan. Saya pun bertanya: jutawan? Apakah dia berjudi atau melakukan sesuatu?” Mereka menjawab: “Tidak, dia tidak melakukakannya”. Lalu apa yang telah terjadi??

Mereka kemudian menceritakan. Suatu hari pemuda tersebut berada dalam sebuah lift di salah satu gedung  bertingkat. Ada banyak orang di dalam lift tersebut. Lalu semua orang keluar satu persatu hingga tinggallah hanya si pemuda tadi dengan seorang wanita Amerika yang sangat cantik. Kemudian lift itupun bergerak ke atas hingga beberapa lantai.

Saat itu wanita Amerika itu  merasa takut. Ia khawatir mungkin saja akan diperkosa. Tapi pemuda tersebut tidak menatapnya sama sekali dan terus menatap lantai. Wanita itu kemudian penasaran terus melihat gerak-gerik dan bagaimana dia tidak menatapnya. Dia pun kemudian bingung dan heran.

Maka sampailah mereka di lantai dimana pemuda tersebut keluar, maka dia pun keluar dari lift. Wanita tersebut mengikutinya dan memberhentikan si pemuda.

Wanita tersebut bertanya kepada si pemuda: “Apakah aku tidak cantik???”

Pemuda tersebut menjawab: “Saya tidak tahu!! Saya tidak melihat ke arahmu”

Wanita tersebut berkata: “Mengapa? Mengapa kau tidak menatapku?! Apa aku tidak cantik??!!”

Pemuda itu menjawab: “Agamaku melarangku dari hal itu”

Wanita itu kemudian bertanya lagi kepada si Pemuda: “mengapa kau tidak mencoba mencium atau memperkosaku?! ”

Pemuda itu menjawab: “Tidak… saya berusaha untuk berlindung kepada Allah, saya takut pada Allah”

Wanita itu kemudian bertanya: “Dimana Allah? Dimana Allah yang begitu kau takuti itu?

Kemudian pemuda itu mulai menjelaskan beberapa kalimat tentang Islam dan tauhid.

Wanita itu berkata: “Agamamukah yang melarangmu dari menatapku, tidak membiarkanmu melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan?”

Dia berkata: “ya”. Dan dia kemudian menjelaskan kepadanya.

Wanita itu kemudian berkata: “Maukah kau menikah denganku?”

Dia berkata: “Saya seorang muslim, apa agamamu?”

Wanita itu berkata: “Saya bukan seorang muslim”

Dia berkata: “Hal ini tidak diperbolehkan”

Wanita itu berkata: “Jika aku masuk kedalam agamamu, maukah kau menikah denganku?”

Dia berkata: “Ya.”

Wanita itu berkata: “Apa yang harus aku lakukan?”

Dia berkata: “Lakukan ini dan ini…” (sambil memberi saran)

Wanita tersebut kemudian menikah dengan sang pemuda dan memberikan semua kekayaannya.

Maka benarlah apa yang difirmankan Allah (yang artinya):

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…” (QS. ath-Thalaaq: 2-3)

(Diceritakan oleh Syaikh Muhammad Hassan dalam sebuah video di situs www.islamic-emirates.com)
***
Sumber : Majalah Sedekah Plus

Tinggalkan Balasan