LAZISWahdah.com – Konflik kemanusiaan akhir agustus lalu di Arakan-Myanmar masih terus menyisakan duka dan kesulitan hidup bagi etnis Rohingya, tidak hanya menimpa mereka yang sudah menghuni kamp padat dan sesak di Bangladesh, kesulitan itu juga menimpa mereka yang masih mendiami kampungnya di Myanmar.
Sejak krisis konflik melanda, intimadasi dan perlakuan tidak manusiawi terhadap mereka semakin meningkat saja. Saat ini mereka tidak lagi diijinkan oleh penduduk agama budha untuk memanen dan mengelola sawah, dilarang ke laut menangkap ikan, tidak boleh lagi berjualan di pasar-pasar, pada hal itu semua menjadi sandaran hidup mereka selama ini.

Maka untuk menyambung hidup mereka, pisang yang tumbuh di sekitar rumah mereka dan sesekali mendapatkan umbi-umbi di hutan menjadi harapan hidup mereka. Sungguh menyedihkan dan memprihatinkan kondisi mereka saat ini. Mereka juga terlalu jauh dan tidak punya bekal untuk pergi mengungsi ke Bangladesh menyusul para pengungsi yang lain.

Daerah itu bernama Chaugtho berada sekitar 150 KM bagian utara kota Sittwe – Myanmar, di sekitarnya banyak pemukiman yang dihuni oleh muslim dengan jumlah penduduk yang bertingkat-tingkat 500 sampai 1500 orang, Pyarphouk diantara nama kampung di daerah tersebut. Tidak mudah untuk sampai ke wilayah ini, kita harus melewati banyak pemukiman Budha yang pada saat ini menjadi penduduk mayoritas di wilayah tersebut.

Alhamdulillah, Perahu berisi 62 karung beras berhasil tembus ke pemukiman ini. Senang dan syukur yang tak terkira dari mereka saat menerima pembagian beras tersebut, “Nanti kami akan campur dengan pisang dan umbi-umbi dari hutan agar tidak cepat habis” kata Abdul Rofiq salah seorang warga etnis Rohingya.

Hal yang sama terjadi di daerah yang bernama Ponnagyon, lokasi lain di utara Sittwe. Dibantu relawan lokal, tiga buah perahu disewa untuk mengantar bantuan beras sebanyak 187 karung ke wilayah ini, selama empat jam perjalanan dari sittwe untuk sampai ke wilayah isolir di bagian utara ini, mereka memiliki sawah namun tidak lagi dibolehkan untuk mengelolanya.

Pasca kerusuhan tahun 2012 lalu mengakibatkan etnis Rohingya (muslim) menjadi minoritas di wilayah ini pada hal dahulu jumlah mereka sebanding, bahkan menguasai roda pereknomian sehingga semua toko-toko saat itu adalah milik muslim Rohingya, lalu tiba-tiba konflik dan kerusuhan meletus, etnis muslim Rohingya diusir, rumah dan toko dibakar serta mereka terisolir dalam kamp-kamp, aturan pemerintah budha juga tidak lagi membolehkan mereka masuk ke kota untuk berbelanja dan berjualan, ingat kisah manusia perahu yang sampai ke Aceh kan? itu salah satu dampaknya.

Mari senantiasa mengirimkan doa dan donasi untuk Rohingya, Rekening Peduli Rohingya Bank Mandiri Syariah (451) No: 799.900900.4 an LAZIS Wahdah Care, konfirmasi : 085315900900.[]

Tinggalkan Balasan