MUKMIN TIDAK SUKA MENCELA
Tak semua orang bisa memahami dan mengerti kita. Ada saja yang menghakimi atau melihat kita dengan cara meremehkan. Ada orang-orang yang membuat kita rendah diri. Membuat kita merasa tak berharga di depannya
Dipandang sebelah mata oleh orang di sekitar kita pastinya jadi pengalaman yang sangat menyakitkan hati. Mereka tak peduli, nyatanya sangat fasih memojokkan dan mencari-cari celah kesalahan kita
Pasti ada perasaan ingin membalas, namun kian urung. Sebab kita begitu paham, membalas hanya akan memperkeruh keadaan. Dan balik mencela, juga mengindikasikan bahwa kita juga tak ada bedanya dengan mereka-mereka
Memang ini jadi ujian sendiri. Saat kita dipandang sebelah mata, rasanya tak ada yang lebih baik daripada menyikapinya dengan senyuman. Maksudnya tak usah dimasukkan ke dalam hati. Alih-alih, jadikan sebagai “bahan bakar” untuk memotivasimu melakukan sesuatu yang lebih hebat lagi. Saatnya untuk menunjukkan bahwa kamu jauh lebih baik dari yang mereka sangka
Jangan pandang hina saudaramu yang susah. Karena kita tak selamanya hidup senang. Tidak selamanya yang kau prasangka-kan akan selamanya seperti itu. Dunia ini adalah roda. Terkadang saat ini kamu berada di atas, maka boleh jadi esok-esok kamulah yang di bawah
Hina menghina dalam Islam jelas terlarang. Apalagi sampai terjatuh dalam hal saling mengolok-olok. Jangan menghina, karena itu tandanya kita tak mampu. Bisa jadi kan?
Maka jangan sampai, perkataan yang keluar adalah sampah, kotoran, dan makian. Yang tak layak diucapkan, yang tak baik untuk diperdengarkan
“Sesungguhnya orang mukmin itu orang yang tidak suka melaknat, mencela, berkata keji/jorok, dan kotor.” (HR Ahmad)
@wahdahinspirasizakat www.wiz.or.id www.sedekahplus.com