LAZISWahdah.org – Sebelum istrinya diuji dengan penyakit stroke, Salam adalah seorang petugas kebersihan (Cleaning Service) di kampus Universitas Hasanuddin. Bersama dengan sang istri Rahmatia, ia mengabdi selama belasan tahun di tempat tersebut.

“Karena harus jaga istri makanya saya terpaksa keluar. Tidak ada yang bisa jaga,” kata Salam saat dikunjungi di kediamannya, kampung Kera-Kera, Tamalanrea, kota Makassar, Rabu (24/4/2019).

Salam adalah potret suami tegar yang begitu telaten mengurusi istrinya yang terbaring lemah. Pria berusia 61 tahun ini mengaku, kerap kali ia bersama keluarganya tak memiliki sesuap nasi berhari-hari.

“Kalau Ramadhan kami diberi buka puasa oleh tetangga. Kalau sahurnya, kadang tidak ada. Ya cuman air putih saja,” ucapnya.

Rahmatia sempat melakukan pengobatan di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar namun tak ada perubahan atas usahanya itu. Di tempat tinggalnya, rumah kayu yang berdiri di dekat pinggiran sawah menjadi saksi bagaimana ia berjuang bersama keluarga kecilnya.

Haris anak satu-satunya sempat putus sekolah selama dua tahun dan beruntung rupanya, ada seorang dermawan yang bersedia menyekolahkannya. Hingga saat ini, setelah tak bekerja, Salam hanya berfokus mengurusi istrinya di rumah. Tak banyak yang ia inginkan, ia hanya berharap agar istrinya bisa sehat selalu.

“Semoga Ramadhan tahun ini bisa saya dapat. Saya akan selalu puasa meski kadang-kadang beras tak ada,” ujarnya dengan senyuman tulus. []

 

Tinggalkan Balasan