Artikel

Dalam ajaran Islam, berinfak dan bersedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan dan mendapat pahala besar di sisi Allah SWT. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam memberikan pengajaran berharga tentang keutamaan berinfak dan menafkahi keluarga. Beliau bersabda:

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِك

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi, pen)” (HR. Muslim no. 995).

Dari hadits ini, kita dapat mengambil pelajaran berharga tentang keutamaan dan keberkahan dalam menafkahi keluarga:

  1. Kewajiban Menafkahi Keluarga: Dalam Islam, menafkahi keluarga adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang suami sebagai kepala keluarga. Ini termasuk memberikan nafkah yang mencakup kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Rasulullah menegaskan bahwa berinfak untuk keluarga, meskipun tidak sebanyak yang dikeluarkan untuk amal lainnya, tetap memiliki pahala yang lebih besar.
  2. Keutamaan dalam Pengorbanan: Menafkahi keluarga adalah bentuk pengorbanan yang mulia. Seorang suami yang tulus dan ikhlas menafkahi keluarganya dengan segala upaya dan kecintaan, akan mendapatkan pahala besar di sisi Allah. Pengorbanan semacam ini juga mencerminkan cinta dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga.
  3. Cinta dan Kasih Sayang: Ketika seorang suami dan ayah menafkahi keluarganya dengan penuh cinta dan kasih sayang, hal ini tidak hanya dianggap sebagai kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang mendapat ganjaran dari Allah SWT. Menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada keluarga adalah bentuk berinfak dengan hati yang penuh keikhlasan.
  4. Keseimbangan Dalam Berinfak: Walaupun menafkahi keluarga memiliki keutamaan dan keberkahan yang besar, hal ini tidak mengurangi pentingnya berinfak untuk kepentingan umum dan membantu sesama yang membutuhkan. Islam mendorong untuk menjaga keseimbangan dalam berinfak, memberikan hak-hak keluarga dan hak-hak masyarakat secara seimbang.
Ilustrasi menafkahi keluarga. Sumber: istockphoto.com

Dari hadits di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa menafkahi keluarga adalah amal yang sangat mulia dan dianjurkan dalam Islam. Rasulullah memberikan penekanan khusus pada keutamaan berinfak untuk keluarga dan menjadikannya sebagai ibadah yang mengandung nilai-nilai kasih sayang, pengorbanan, dan keikhlasan.

Ketika dilakukan dengan tulus dan ikhlas, menafkahi mereka akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih berkah dalam kehidupan ini dan akhirat.

Oleh karena itu, marilah kita sebagai umat Muslim senantiasa meningkatkan kesadaran akan kewajiban menafkahi keluarga dan melakukannya dengan hati yang ikhlas dan penuh kasih sayang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dalam rezeki dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Yuk gabung di grup WhatsApp Sahabat Inspirasi