Setiap hari suara adzan selalu berkumandang adzan baik dari musholla ataupun masjid, terlebih bagi negara yang mayoritas umatnya beragama Islam. Apabila telah dikumandangkan, wajib hukumnya umat muslim di dunia untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi laki-laki.

Ada keistimewaan tersendiri dari adzan, sehingga bagi muadzin (orang yang menyerukan adzan) sekalipun, Allah telah menjanjikan pahala kepadanya.

Pembaca yang budiman, di balik keistimewaannya, adzan juga menyimpan fakta unik. Selain digunakan untuk menandakan waktu shalat tiba, adzan juga dikumandangkan pada momen-momen penting dan bersejarah. Misalnya ketika pasukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menguasai Makkah dan berhala-berhala di sekitar ka’bah dihancurkan, Bilal bin Rabbah mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah.

Peristiwa lainnya, ketika Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur. Setelah turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sultan Mehmed II berkuda menuju ke gereja Hagia Sophia, bangunan paling luas, megah dan paling bergengsi di dunia pada masanya. Sultan memutuskan agar Hagia Sophia menjadi masjid kota, dan seketika adzan mulai dikumandangkan di Hagia Sophia. Dan semenjak itu adzan selalu dikumandangkan di langit Konstantinopel.

Tak henti dikumandangkan hingga kiamat

Bumi berbentuk bulat. Ini menyebabkan terjadi perbedaan waktu shalat pada setiap daerah. Ketika adzan telah selesai berkumandang di satu daerah, maka selanjutnya adzan berkumandang di daerah lain.

Satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula Sumatera. Dan adzan belum lagi berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta hingga ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.

Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.

Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.

Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.

Sebelum adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul.

Begitu seterusnya adzan terus berkumandang di bumi dan tidak pernah berhenti hingga waktu yang ditentukan Allah Azza wa Jalla, sang Pemilik seruan. Wallahu A’lam.

Sumber :  Majalah Sedekah Plus Edisi 23

Tinggalkan Balasan