ZONA TERNYAMAN: ‘AKHIRAT’⁣

Tiap-tiap kita punya cara untuk mencari perhatian. Ada yang berteriak, ada yang bertindak diluar kebiasaan, ada yang mengenalkan karyanya, bahkan ada yang terkadang memaksa⁣

Diantara riuh dan hilir bingarnya teriakan orang-orang diluar sana, maka berhenti, adalah salah satu solusi agar terlihat berbeda dengan yang lainnya. Saat semuanya berteriak, ia pilih diam. Saat semuanya diam, ia memilih berteriak, maka itulah hikmahnya mengapa di setiap person perlu menguatkan idealismenya, agar ia tidak ikut-ikutan⁣

Seperti mobil balap dengan pit-stop-nya, atau petinju dengan jeda ronde-nya, atau ahli ibadah dengan puasa-nya, aku dengan diamku, memberikan kekuatan. Seperti halnya seorang ahli quran ditengah para biduan, semisal pendakwah ditengah maksiat di negerinya, maka ia adalah manusia pilihan, memilih untuk keluar dari zona biasa⁣

Satu yang tak bisa berhenti, adalah pikiran kita, yang terus-menerus mencari tempat pemberhentiannya sendiri. Dalam sunyi, pikiran lebih jelas, tanpa campur aduk yang lain⁣

Kadang kita perlu berhenti sejenak, mengumpulkan kenangan yang berserak, menata masa depan yang penuh keraguan. Berhenti sejenak, mencari apa yang tersisa setelah dunia⁣

Maka tanyalah dalam lubukmu, kemanakah gerangan jasad dan ruh ini akan berlabuh selepas kematian?⁣
………………….⁣
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” [Ghâfir/40:39]⁣

@wahdahinspirasizakat | www.wiz.or.id | www.sedekahplus.com

Tinggalkan Balasan